Agar Bisa Ikut Wisuda Online, Mahasiswa Ini Ajak Keluarga Jalan Kaki ke Atas Bukit Cari Sinyal
Pemuda yang akrab disapa Momon itu tetap semangat mengikuti prosesi wisuda daring meski di rumahnya tak ada sinyal.
TRIBUNSUMSEL.COM - Agar dapat sinyal untuk bisa mengikuti wisuda online, mahasiswa ini ajak keluarga mendaki bukit.
Mahasiswa tersebut adalah Ahmad Krismon (22), mahasiswa Institut Agama Islam negeri (IAIN) Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar).
Pemuda yang akrab disapa Momon itu tetap semangat mengikuti prosesi wisuda daring meski di rumahnya tak ada sinyal.
Adapun acara wisuda daring tersebut digelar kampusnya pada Kamis (27/8/2020).
Mahasiswa asal Agam, Sumbar, itu rela menuju bukit yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya untuk mendapatkan sinyal.
"Hari ini wisuda. Wisuda dilakukan secara daring, saya terpaksa harus naik ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal agar bisa ikut prosesi wisuda," kata Momon pada Kamis (27/8/2020), dikutip dari Kompas.com.

Kawasan perbukitan itu berada di sekitar Sungai Betung, Nagari, atau Desa Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Agam, Sumbar.
Untuk menuju lokasi perbukitan, wisudawan D3 jurusan Perbankan Syariah itu harus menempuh jarak 2 kilometer menggunakan motor dari rumahnya.
Kemudian, ia harus jalan kaki naik ke atas bukit sejauh 200 meter.
"Jaraknya dari rumah ada sekitar 2 kilometer. Saya naik sepeda motor, kemudian jalan kaki sekitar 200 meter naik ke atas bukit," jelas Momon.
Ia mengaku bangga mengenakan baju wisuda serta mengikuti seluruh prosesinya.
Hal itu pula yang membuatnya rela mencari sinyal hingga mendaki bukit.
"Tanda kita lulus kuliah itu adalah wisuda. Memakai baju wisuda ketika lulus adalah dambaan saya.
Ini saya lakukan naik bukit agar bisa pakai baju wisuda dan ikuti prosesi wisudanya," jelas Momon.
Ajak Keluarga Naik ke Bukit untuk Saksikan Prosesi Wisuda
Tak tanggung-tanggung, ia juga mengajak keluarganya naik ke atas bukit.
Itu dilakukan agar keluarganya juga bisa melihat proses wisuda berlangsung melalui video telekonferensi.
"Iya, ayah, ibu, adik dan kakak dibawa semua. Mereka senang lihat prosesi wisuda. Ini hari bahagia kami," kata Momon.
Momon mengatakan wisuda daring terpaksa dilakukan IAIN Bukittinggi karena kondisi pandemi Covid-19.
Padahal, kalau tidak ada pandemi, dirinya bersama keluarga tentu bisa ikut prosesi wisuda langsung di kampus.
"Tapi ini juga seru, karena wisuda di atas bukit. Kita masih bisa saksikan prosesi wisuda dan dilihat kawan-kawan juga," tuturnya.
Lebih lanjut, Momon berharap pandemi corona ini bisa lekas berakhir sehingga aktivitas bisa berjalan normal kembali.

Ia juga berharap kampungnya bisa mendapatkan akses internet yang lebih luas sehingga tidak harus naik ke atas bukit untuk cari sinyal.
"Kita pun berharap akses internet lebih diperluas di sini. Tidak perlu naik bukit lagi agar dapat sinyal yang bagus," kata Momon.
Demi Ujian Online, Mahasiswi Ini 24 Jam di Atas Pohon Cari Sinyal Internet
Perjuangan mahasiswa serupa juga sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Seorang mahasiswi rela naik ke atas pohon di sebuah bukit demi mendapatkan sinyal interney yang baik.
Dikutip dari World of Buzz, Veveonah Mosibin, seorang mahasiswa yayasan di Sabah, Malaysia, menghabiskan 24 jam di pohon hanya demi menemukan sinyal internet yang cukup untuk menyelesaikan ujian online-nya.

Hal itu terlihat lewat video yang ia unggah melalui kanal YouTube-nya, Veveonah M. pada Jumat (12/6/2020).
Pada video bertajuk '24 Hours On Tree Challenge' itu, Veveonah menjelaskan bahwa dia awalnya tidak merencanakan untuk melakukan ujian di pohon.
Sebelumnya, ia telah berhasil membangun gubuk di atas bukit dengan koneksi internet yang baik.
Namun, ketika ia kembali, gubuk yang telah dipersiapkannya itu telah rusak sebagian.
Oleh karena itu, Veveonah pun harus segera mencari solusi dengan cepat.
Ia kemudian memutuskan menjalani ujian online di atas pohon.
Berbekal telepon, bank listrik, sebotol air, makanan, kelambu, dan alat-alat lain untuk membantunya proses ujian, ia segera menyiapkan tempat pucuk pohon.

Veveonah pun berhasil menyelesaikan ujian online-nya dengan lancar.
Padahal dia sempat dikerubungi nyamuk-nyamuk.
Bahkan ia juga sempat terancam disengat lebah-lebah di sekitar pohon.
Terlepas dari lingkungan yang penuh tantangan dan kurangnya sumber daya, ia tidak pernah sekalipun mengeluh tentang situasinya.
Ia malah menunjukkan pengetahuan dan sumber daya yang besar tentang lingkungannya.
Sehari-hari, Veveonah biasanya mengambil getah karet di pagi hari dan bekerja di kebun keluarganya untuk mencukupi kebutuhan makanan.
Lebih lanjut, ia mengajak para siswa lain untuk bersyukur atas mudahnya akses listrik, pendidikan, dan internet bagi mereka.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh, Kompas.com/Perdana Putra)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Ahmad Krismon, Rela Naik Bukit Cari Sinyal Agar Bisa Ikut Prosesi Wisuda Online".
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Kisah Mahasiswa Ajak Keluarga Jalan Kaki ke Atas Bukit Cari Sinyal agar Bisa Ikut Wisuda Online, https://style.tribunnews.com/2020/08/28/kisah-mahasiswa-ajak-keluarga-jalan-kaki-ke-atas-bukit-cari-sinyal-agar-bisa-ikut-wisuda-online?page=all.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar