Berita Viral

Viral Surat Diduga Utang Negara Tahun 1947 ke Warga OKI Senilai Rp1.500, Ini Kata Pemerhati Sejarah

Sebelumnya atau pada bulan Januari 1947, terjadi pertemuan selama lima hari lima malam antara pejuang di kota Palembang melawan penjajah Belanda.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
viral surat pinjaman uang pemerintah Republik Indonesia 

Lebih lanjut dikatakan, pada bulan Juli atau tepatnya agresi Militer I, pasukan Belanda sudah melampaui kesepakatan jarak 20 kilometer yang sebelumnya sudah disepakati.

Mengingat saat itu militer Belanda juga memiliki peralatan perang yang lebih lengkap dari pada para pejuang tanah air, akhirnya pejuang kemerdekaan Indonesia di Palembang memutuskan untuk mundur dari tempatnya semula.

Pejuang dari kota Palembang akhirnya membuat 'kantong-kantong' markas sementara sampai ke wilayah-wilayah pedalaman di Sumsel.

"Nah di sini bisa sedikit kita tarik kesimpulan sementara dari surat itu. Tapi tetap, ini tidak bisa dijadikan patokan dasar pembuktian, hanya dugaan awal saja. Di surat itu kan ditulis pinjaman kepada salah seorang warga di Tanjung Baru Ogan Komering Ilir pada tanggal 10-11-1947.
Memang saat itu para pejuang kita, kantong-kantong markasnya berpindah ke daerah (luar wilayah kota Palembang). Pada masa agresi militer pertama juga sudah sampai ke Tanjung Lubuk OKI. Tapi sekali lagi, ini tidak bisa dijadikan patokan pembuktian surat itu karena harus ada pembuktian mendalam lagi," ujarnya.

Ikhsan mengatakan, bila ingin menelusuri kebenaran dari maksud surat tersebut, ada cara yang bisa dilakukan.

"Bisa dicari siapa yang jadi saksi saat surat itu dibuat. Di sana kan juga sudah jelas tertulis namanya, bisa diselidiki dari sana. Kalau memang ahli waris ingin membuktikan kebenaran maksud dari tulisan yang ada di surat itu," ujarnya.

Terlepas dari benar atau tidaknya makna dari surat tersebut, Ikhsan mengatakan jika memang benar, artinya hal tersebut dapat menjadi salah satu bukti betapa kuatnya dukungan masyarakat Palembang dalam mendukung perjuangan para pahlawan.

Apalagi menurutnya, uang sebesar Rp1.500 sudah terbilang besar di tahun 1947.

"Saya tidak bisa sebutkan sekarang setara berapa rupiah jumlah uang itu saat ini. Karena harus ada hitung-hitungannya dulu. Tapi bisa saya sebutkan bahwa jumlahnya terbilang besar untuk saat itu," ujarnya.

Saat masa perjuangan, di berbagai wilayah tak terkecuali di kota Palembang juga banyak dibentuk laskar-laskar oleh para pejuang.

"Bukan cuma pejuang, masyarakat umum juga ikut berpartisipasi dalam mendukung perjuangan para pejuang, membantu sebisa mungkin yang mereka bisa. Dan kalau memang benar surat itu bukti pinjaman uang dari rakyat ke negara saat masa perjuangan, artinya masyarakat juga bersedia meminjamkan uangnya untuk membantu para pejuang kita. Ini hal yang sangat luar biasa," ujarnya.

Disisi lain, Ikhsan juga memberikan pendapatnya terkait tempat surat tersebut ditemukan.

Sebagaimana diketahui, ahli waris menyebut surat tersebut ditemukan di dalam sebuah guci di atas loteng rumah.

Menurutnya, hal ini sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat khususnya kota Palembang.

Orang Palembang biasa menyebut penyimpanan di atas loteng dengan sebutan kajang angkap atau kajang rangkap.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved