Pilkada Ogan Ilir 2020

Diprediksi Ketat, Ini Hitung-hitungan dan Adu Kekuatan di Pilkada Ogan Ilir 2020

Dalam pertarungan Pilkada OI antara AW Noviadi alias Ovi dengan Ilyas Panji Alam, akan ada sosok- sosok pengaruh dibalik kandidat

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Wawan Perdana
Tribunsumsel.com
Ilyas Panji Alam (kiri) dan AW Noviadi (kanan) diprediksi akan menjadi dua calon yang bersaing ketat di Pilkada Ogan Ilir tahun 2020. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pilkada Ogan Ilir tahun 2020 diprediksi berlangsung ketat.

Bakal calon bupati yang bertarung memiliki histori panjang dan kedekatan emosional.

Ada AW Noviadi yang akan menjadi lawan tangguh bagi petahana Ilyas Panji Alam.

Pengamat Politik Sumsel Bagindo Togar mengungkapkan, penentuan wakil akan benar-benar berpengaruh, bukan hanya sekedar pelengkap saja.

Hal tersebut diungkapkan Bagindo saat Dialog interaktif Palembang Insight di SmartFm bersama Redaktur Tribun Sumsel Erwanto dengan tema "Adu mantan di Pilkada OI, apakah terwujud?", Rabu (15/7/2020).

Bakal calon wakil AW Noviadi yaitu Ardani, yang berasal dari daerah Tanjung Batu.

Selama ini diasumsikan daerah itu dianggap lemah, dan Ardani memiliki pengalaman di birokraai cukup baik.

Kenapa Golkar Belum Beri Dukungan di Pilkada 4 Daerah di Sumsel Ini? Padahal Ada Kader Potensial

Sedangkan Ilyas akan mencari wakilnya, disamping sosok yang kuat dibasis suara, juga masalah dukungan parpol.

"Karena hampir pasti dukungan dari PDIP, kita tidak tahu apakah Golkar akan merapat meski pendaftaran masih panjang 4 September mendatang," kata Bagindo.

Menurutnya, dalam pertarungan Pilkada OI antara AW Noviadi alias Ovi dengan Ilyas Panji Alam, akan ada sosok- sosok pengaruh dibalik kandidat yang ada.

"Seperti Ovi dibelakangnya pasti ada Wagub Sumsel Mawardi Yahya yang notabanenya orang tua Ovi. Tapi kalau ditanya seberapa besar pengaruh mereka di Pilkada OI? Yang jelas Mawardi pernah menjabat Bupati dan klan- klan keluarga dan binaan masih kuat, termasuk parpol dukungan ke ovi luar biasa."

"Sedangkan untuk Ilyas ada PDIP dan basis daerahnya, jadi akan jelas ini pertarungan yang nanti akan mempengaruhi hasil ke depan," jelasnya.

Ditambahkan Bagindo, untuk peta kekuatan sendiri dari 16 Kecamatan yang ada di OI, jelas masing- masing kandidat pasti banyak daerah pendukung nya masing- masing.

INFO TERBARU Perubahan Aturan Pilkada : Setiap TPS Harus Siapkan Sarung Tangan Sekali Pakai

Seperti kota Indralaya dan Pemulutah merupakan basis Mawardi, termasuk strategi menggandeng Ardani untuk lumbung suara di daerah yang selama ini susah diraih yaitu Tanjung Batu sehingga bersinergi.

"Tetapi yang jelas semua kandidat ada masing- masing basis suara," tuturnya.

Disinggung apakah hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu akan ada pengaruh di Pilkada OI 2020, hal itu akan berbeda.

Mengingat Pilkada yang paling berpengaruh adalah sosok yang bertarung.

"Jadi hasil Pileg tidak bisa dijadikan patokan untuk Pilkada karena beda. Pilkada paslonnya dua, sedangkan Pileg basis dilihat dari sosok calon dan partai," tuturnya," beber Bagindo.

Diungkapkan Bagindo, sebenarnya Ilyas Panji memiliki keuntungan sebagai seorang petahana.

Apalagi hampir 5 tahun memimpin Kabupaten OI dilakukan seorang diri tanpa ada wakil Bupati.

"Memang baru dua bulan Ovi jadi Bupati, dan akhirnya di berhenti. Disitu ada rumor berkembang ada penghianat dan Ilyas satu- satunya kepala daerah yang tidak ada wakil," tuturnya.

Ia pun memprediksi jika nanti Pilkada OI akan mempertemukan mantan (Ovi) dengan petahana (Ilyas) saat ini, meski ada isu Ovi tidak bisa maju Pilkada dari putusan MK terkait gugatan yang dilayangkan tim Ovi untuk bahasa "tercela".

"Saya rasa saat pendaftaran di KPU nanti tidak masalah, sebab di Peraturan KPU (PKPU) sudah dibenarkan, namun secara hukum walaupun secara etika beragam kelompok kepentingan mendorong pembatalan pemajuan Ovi. Tapi KPU menyatakan ini boleh nyalon karena sudah melewati proses hukum dan saya menilai 99 persen positif ia maju," tandasnya.

Sementara Erwanto menyatakan, terkait gejolak di masyarakat OI antara kedua kandidat yang ada, masyarakat OI saat ini sudah rasional untuk menentukan pilihannya siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin kedepan.

"Karakter masyarakat OI seperti Palembang, meski ada kaum marginal karena tinggal di pedesaan sehingga tidak kuat dinamikanya. Sekarang zaman internet dan Sosial Media (Sosmed), maysarakat pasti merekam jejak kandidat bisa lewat goegle, jadi sudah rasional berpikir sendiri memilih secara rasional kandidat yang ada. Kita harap Pilkasa ini pertarungan program kerja bagaimana pembangunan di OI," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved