Berita Palembang

878 Babi Mendadak Mati di Peternakan di Palembang, PDHI Sebut Diduga Terserang Demam Babi Afrika

Lebih lanjut dikatakan, matinya hewan ternak tersebut rupanya telah terjadi sejak bulan Maret lalu dengan kasus kematian mendadak yang diakui para pet

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Weni Wahyuny
Tribun Solo/Imam Saputro
ILUSTRASI BABI 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sebanyak 878 ekor babi di peternakan kawasan Talang Buruk Kota Palembang secara berangsur mati mendadak diduga karena terserang African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel, drh Jafrizal mengatakan, babi tersebut berasal dari Medan dan Lampung tanpa memiliki izin masuk ke Palembang.

"Kalau melihat cirinya, babi-babi itu memang diduga kena demam babi Afrika," ujarnya saat dihubungi Tribunsumsel.com, Sabtu (4/7/2020).

Lebih lanjut dikatakan, matinya hewan ternak tersebut rupanya telah terjadi sejak bulan Maret lalu dengan kasus kematian mendadak yang diakui para peternak belum terlalu banyak.

PENTING, Syarat Bepergian di Tengah Pandemi untuk Penumpang Transportasi Laut dan Udara

Puncaknya baru terjadi pada bulan ramadhan lalu yang jumlah kematian babi hampir menyentuh seribu ekor.

Namun kejadian itu nyatanya tidak dilaporkan oleh peternak.

Mereka memilih untuk langsung menguburkan bangkai babi yang mati mendadak tersebut.

"Kami sendiri tahunya pada saat akan memeriksa hewan kurban karena sekarang sudah mendekati idul adha. Tapi pada saat di peternakan, kami lihat melimpahnya ampas tahu yang merupakan pakan babi. Kemudian kami tanya ke peternak, baru mereka bilang banyak babi yang mati mendadak dan kejadian itu tidak dilaporkan oleh mereka," ujarnya.

14 Kecamatan di Palembang Alami Peningkatan Positif Covid-19, Alang-alang Paling Banyak Bertambah

Atas temuan itu, langsung dilakukan tindakan cepat dengan mengambil sampel yang tersisa dari kandang babi untuk dilakukan uji swab.

Meski pengambilan sampel sempat mengalami kendala lantaran bangkai babi yang mati mendadak sudah tidak ada lagi di peternakan.

Begitupun dengan kandang, kini sudah dibersihkan.

"Jadi sampel yang kita ambil berasal dari kandang-kandang bekas babi tadi. Kita kumpulkan apa yang bisa diambil misalnya bekas air minum babi ternak itu dan lain-lain yang tersisa," ujarnya.

Jafrizal menjelaskan, demam babi Afrika tidak menular pada manusia sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Demam babi Afrika juga berbeda dengan Flu babi (H1N1) seperti yang saat ini marak terjadi di China.

"Ciri dari flu babi adalah hewan tersebut mengalami gangguan pada saluran pernapasan. Sedangkan demam babi, cirinya disertai dengan pecah pembuluh darah dan infeksi di saluran-saluran organ dalam. Terjadi juga pendarahan termasuk di bawah kulit. Itu yang mencirikan untuk demam babi Afrika," ujarnya.

Selanjutnya, Jafrizal mengatakan pihaknya masih akan menunggu hasil pemeriksaan swab yang dilakukan di Veteriner Lampung.

"Semoga hasilnya negatif. Tapi nanti apapun hasilnya akan langsung kami sampaikan pada Pemkot Palembang," ujarnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved