Corona di Prabumulih
Pemkot Prabumulih Akan Rapid Test Pedagang Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Meski Prabumulih sudah masuk zero pasien covid 19, namun Pemerintah Kota Prabumulih terus melakukan langkah antisipasi penyebaran virus mematikan
Penulis: Edison |
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Meski Prabumulih sudah masuk zero pasien covid 19, namun Pemerintah Kota Prabumulih terus melakukan langkah antisipasi penyebaran virus corona
Bahkan Walikota Prabumulih H Ridho Yahya menegaskan pihaknya kedepan akan melakukan rapid tes terhadap para pedagang di Pasar Tradisional Modern (PTM) kota Prabumulih untuk mengantisipasi kembali terjadinya penyebaran virus corona di Bumi Seinggok Sepemunyian.
"Kita khawatir di pasar tradisonal modern kalau ramai apalagi pedagang menumpuk tidak mau pindah, makanya nanti akan kita rencanakan rapid mereka (para pedagang-red)," ungkap Ridho ketika diwawancarai wartawan akhir pekan kemarin.
Ridho mengatakan, pihaknya akan merencanakan hal itu disebabkan pasar merupakan tempat yang ramai dan jika para pedagang tidak mau dipindahkan ke Pasar Pagi Terminal Baru atau kembali lagi ke PTM maka dipastikan protokol kesehatan tidak akan berjalan.
"Kita ngeri nanti terjadi lagi (ada pasien positif) karena disana protokol kesehatan tidak jalan, pengen kita rapid tes atau swab," katanya.
Prabumulih saat ini tengah zero pasien covid 19, untuk itu lanjut Ridho pihaknya tidak ingin ada segelintir orang tak bertanggungjawab justru kembali membuat jumlah pasien covid 19 di kota nanas kembali meledak alias banyak.
Terlebih pedagang yang berjualan di kota Prabumulih juga banyak berasal dari luar daerah.
"Harapan kita jangan sampai meledak lagi, kita takut bocor jadi jadwal belum ditentukan. Kalau bocor mereka tidak jualan, nanti ada pedagang masuk (Prabumulih) kita tes," lanjutnya.
Walikota Prabumulih dua periode itu mengaku berdasarkan info didapat sebagian pedagang menolak untuk rapid tes atau swab sehingga jadwal tidak ditentukan dan akan dilakukan dadakan.
"Kayaknya sebagian menolak namun demi keamanan dia (pedagang) dan pembeli, kalau menolak tetap kita tes karena siapa tahu ada positif, timbulnya kan menyebar ke pembeli dan lain-lainnya apalagi ada penjual dari daerah-daerah lain," tuturnya.
Disinggung jika di daerah lain pasar merupakan cluster tersendiri Covid 19, Ridho mengakui hal itu disebabkan di pasar merupakan paling rumit karena selain ramai juga masih banyak yang tidak mematuhi Protokol kesehatan.
"Semestinya protokol kesehatan tetap diterapkan agar sehat, makanya kita fokus ke pasar pagi (PTM) karena tempat sempit, ramai dan aktivitas transaksi di malam hingga subuh," tambahnya seraya tetap menghimbau masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. (eds)