Berita Palembang

Kondisi Pilu Sebuah Keluarga di Palembang, Tinggal di Gubuk di Atas Air, Cucu Alami Kelainan Kelamin

Ia berharap agar kelak bisa membiayai pengobatan sang cucu AB, berusia 2 tahun yang mengalami kelainan kelamin, sejak lahir sehingga perlu melakukan o

Editor: Weni Wahyuny
SRIPOKU.COM/RAHMALIYA
Gubuk milik Muhammad Zaini, Buruh Bangunan yang belum terima bantuan sosial dari pemerintah. Ia pun harus berjuang untuk memenuhi biaya operasi sang cucu. 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Tinggal di gubuk reot di atas perairan membuat keluarga di Palembang ini harus bekerja keras untuk menyambung hidup.

Yakni Muhammad Zaini (60), warga Jalan Mayor Zen Lorong Mufakat, Palembang.

Ia bekerja sebagai buruh kasar.

Pekerjaan itu harus dilakoninya demi menyambung hidup keluarga.

Ia berharap agar kelak bisa membiayai pengobatan sang cucu AB, berusia 2 tahun yang mengalami kelainan kelamin, sejak lahir sehingga perlu melakukan operasi besar.

Ia mengaku sudah sempat mengajukan pengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Namun langkahnya terkendala, karena ayah AB mempunyai tunggakan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-BPJS Kesehatan dan harus membayarkan tunggakan tersebut, baru bisa mendapatkan KIS untuk pengobatan anaknya.

HOAX Rekaman Suara Korban Mutilasi di 14 Ulu Palembang, Nyatanya Warga Meninggal karena Sakit

"Sebelumnya cucu saya AB memang sudah pernah dioperasi satu kali dengan kartu miskin, tapi untuk operasi yang kedua kalinya ini belum bisa pakai BPJS," jelasnya.

Sementara, menurut Zaini pendapatan yang didapatnya sebagai buruh kasar dan juga sang istri yang bekerja sebagai ART, tak bisa menutupi biaya operasi.

"Kadang kasihan lihat cucu tahan sakit saat buang air kecil, tapi mau gimana lagi biayanya tak ada kami cuma bisa pasrah. Apalagi menantu saya sejak kecelakaan kerja tak bisa lagi bekerja," ujar buruh bangunan itu.

Ditengah keterbatasannya, Zaini juga dihadapkan dengan masalah pelik lainnya.

Selama tinggal di gubuk yang rapuh dimakan usia itu, ia belum sama sekali dirinya menerima bantuan sosial dari pemerintah.

Ketika ia mencoba mengurus ke pihak kelurahan, data keluarganya tidak masuk.

Sehingga jatah bansos pun tak kunjung datang ke rumahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved