Saya Bukan Penjahat, Ustaz Abdul Somad Akui Diperlakukan Buruk seusai Dukung Prabowo di Pilpres 2019
Ia mengaku banyak mendapat perundungan hingga putus persahatan setelah mendukung Prabowo.
TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu, Ustaz Abdul Somad mengaku sempat mengalami tindakan diskriminatif.
Datang dari perusahaan milik pemerintah, BUMN, Ustaz Abdul Somad menyebut sejumlah tindakan tak mengenakkan yang dialaminya itu.
Merasa hal yang dilakukannya bukanlah suatu kejahatan, Ustaz Abdul Somad pun mengaku saat itu merasa bingung.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad sempat mendeklarasikan dukungannya untuk Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Terkait hal itu, ia mengaku hanya melakukan apa yang harus dilakukan sebagai seorang ulama.
"Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan agar umat tidak menyalahkan saya di masa yang akan datang," ucap Ustaz Abdul Somad.
Meskipun begitu, Ustaz Abdul Somad menyatakan saat itu dirinya harus membayar mahal setelah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Ia mengaku banyak mendapat perundungan hingga putus persahatan setelah mendukung Prabowo.
"Agar saya tidak abu-abu, saya bersikap, saya punya prinsip walaupun di balik itu saya mesti membayar high cost, harga mahal," kata dia.
"Dengan bully, dengan kebencian, dengan putus persahabatan dan lain-lain."
Karena itu, setelah Prabowo masuk ke dalam pemerintahan, Ustaz Abdul Somad mengaku tak kecewa.
"Jadi tidak ada kekecewaan sedikitpun," imbuhnya.
Melanjutkan penjelasannya, ia lantas mengungkap sejumlah kejadian tak mengenakkan setelah deklarasi dukungan untuk Prabowo.
Beberapa di antara kejadian tak mengenakkan itu datang dari BUMN.
"Ada satu BUMN yang sudah menyiapkan 3 ribu nasi kotak, tiba-tiba membatalkan dua jam sebelum tabligh akbar," ucap Ustaz Abdul Somad.