Presiden Soeharto Prediksikan Kondisi Indonesia di Tahun 2020, Pidato 25 Tahun Silam Muncul Lagi

Dalam cuplikannya Soeharto menyampaikan prediksi bila Indonesia harus mempersiapkan kader bangsa.

Editor: Weni Wahyuny
Kolase
Presiden Soeharto mengucapkan terima kasih pada 5 Mei 1996 atas rasa bela sungkawa dan simpati dari berbagai kalangan, golongan, dan lapisan masyarakat, atas meninggalnya Ny. Tien Soeharto pada 28 April 1996.(ISTIMEWA) 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sebuah video pidato Presiden kedua RI Soeharto 25 tahun silam sedang menjadi perbincangan.

Bukan sekadar video, dalam pidatonya Soeharto membicarakan prediksi kondisi Indonesia ke depan.

Padahal saat itu diketahui video tersebut diambil pada tahun 1995.

Diketahui video tersebut diambil saat temu wicara Presiden Soeharto pada acara Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya, pada 23 November 1995 silam.

Dalam cuplikannya Soeharto menyampaikan prediksi bila Indonesia harus mempersiapkan kader bangsa.

Kader bangsa tersebut disiapkan bukan saja untuk membangun negeri tetapi juga menghadapi segala cobaannya.

Soeharto Pernah Ditempeleng Perintis Kopassus Gara-gara Telegram, Sosoknya Disebut Panglima Tampan
Soeharto Pernah Ditempeleng Perintis Kopassus Gara-gara Telegram, Sosoknya Disebut Panglima Tampan (Kolase Tribunnews - Twitter/tukangpulas)

Salah satu yang harus dipersiapkan itu di antaranya adanya liberalisasi.

Kala itu Soeharto mengatakan nantinya di tahun 2020 bangsa Indonesia akan menghadapi liberalisasi.

Maksud liberalisasi itu adalah adanya perdagangan bebas di dunia.

Terhitung pada saat itu, menurutnya artinya selama 25 tahun lagi Indonesia sebagai negara berkembang harus siap.

Demikian menurutnya, anak-anak atau pelajar sedia kala harus sudah dipersiapkan.

Para pelajar itulah sebagai bibit, ditanamkan untuk mencintai tanah air.

Dalam hal ini, kata Soeharto, termasuk mencintai produk negeri.

Bila dalam rangka mempersiapkan kompetisi persaingan dengan bangsa lain masih kurang dan tak sempurna.

Maka, kata Soeharto, untuk menghadapi persaingan itu hanya ada satu kunci.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved