Diakhir Jabatannya, Soeharto Ungkap Kapok Menjadi Presiden Indonesia Selama 31 Tahun, Ini Sebabnya
Pada Selasa siang itu, 19 Mei 1998, Presiden Soeharto memanggil sejumlah tokoh, dari ulama, pimpinan organisasi kemasyarakatan, hingga budayawan.Mer
Indikasi ini terlihat ketika Orde Baru berusaha memendam pengaruh Megawati Soekarnoputri yang saat itu memimpin PDI.
Bahkan, kekuasaan Megawati digoyang, sehingga partai berlambang banteng itu terbelah.
Aksi mahasiswa
Aksi mahasiswa menolak Soeharto mulai terlihat, meskipun dilakukan di dalam kampus.
Namun, saat Sidang Umum MPR 1998 mulai berjalan, mahasiswa mulai munculkan wacana reformasi.
Kompas edisi 6 Maret 1998 menulis, rombongan mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung MPR/DPR untuk menyampaikan aspirasi dilakukannya reformasi politik dan ekonomi.
Mereka kemudian diterima Fraksi ABRI.
Sejumlah tuntutan dan suara keprihatinan juga disuarakan dari berbagai kampus di luar Jakarta, seperti UGM di Yogyakarta dan ITB di Bandung.
Namun, aspirasi itu terkesan dianggap angin lalu.
Sebab, Soeharto terpilih ketujuh kalinya sebagai presiden untuk periode 1998-2003 dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998.
Para mahasiswa semakin berani berdemonstrasi menolak kepemimpinan Soeharto.
Aksi mahasiswa mulai dilakukan di luar kampus, hingga akhirnya berujung tragedi.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, aksi mahasiswa pertama yang menimbulkan korban jiwa adalah Aksi Gejayan di Yogyakarta pada 8 Mei 1998.
Aksi damai itu berujung bentrokan setelah dibubarkan aparat.
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma bernama Moses Gatutkaca gugur dalam bentrokan ini.