Sebut Minimnya Tenaga Medis, Kerja Keras Tanpa Libur demi Pasien, Curhat Pilu Dokter di RS Jakarta
Jumlah tenaga kerja yang minim membuat tenaga medis harus bekerja ekstra. Mereka bekerja siang dan malam tanpa waktu libur.
Tapi dalam hal sumber daya manusia,
ini sudah sangat minim sekali," imbuhnya.

Kerja tanpa libur
Dokter A menjelaskan bahwa beberapa rumah sakit non-rujukan telah membangun sistem cluster khusus penanganan pasien Covid-19.
Ini dilakukan agar pasien-pasien lain tidak ikut tertular Covid-19.
Namun karena minimnya petugas medis yang bertugas, kata Dokter A, sejumlah rumah sakit di Jakarta telah menetapkan sistem rolling.
Setiap beberapa minggu sekali para petugas medis akan di-rolling untuk menangani para penderita Covid-19.
"Satu orang dokter bisa menangani 10-11 pasien dalam satu hari.
Kurang optimal apalagi dilihat dari jumlah pasien minggu ini yang cenderung terus terutama bertambah," tuturnya.
Setelah masa penugasan tersebut berakhir, para dokter, suster, serta para petugas medis akan diisolasi selama dua minggu.
Minimnya jumlah sumber daya manusia pun memaksa para petugas medis yang sedang menjalani masa isolasi untuk tetap bekerja.
"Kita kerja tidak ada libur.
Dalam masa isolasi dua minggu, kami tetap bekerja," ungkapnya.
Selama masa isolasi, Dokter A mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf) telah membantu para petugas medis mendapatkan penginapan khusus yang berlokasi di wilayah dekat rumah sakit.
"Ada penginapan difasilitasi oleh Kemenparekraf, kami biasa dapat penginapan yang tidak jauh dari situ (rumah sakit) biasa dua minggu waktu isolasi," kata Dokter A.