Kisah Koh Steven Seorang Mualaf Rela Jual 2 Rumah, 7 Mobil dan 3 Motor Demo Bantu Korban Corona

Baru-baru ini viral beredar sosok mualaf yang menjual harta benda untuk membantu korban terdampak wabah virus corona.

Editor: Moch Krisna
Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Steven Indra Wibowo menjual seluruh hartanya untuk dibelikan APD dan paket sembako untuk disumbangkan kepada tenaga medis dan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Baru-baru ini viral beredar sosok mualaf yang menjual harta benda untuk membantu korban terdampak wabah virus corona.

Steven Indra Wibowo, seorang mualaf yang menjual semua hartanya untuk membantu tenaga medis berharap gerakannya diikuti oleh orang kaya lainnya di Indonesia. 

Pria yang akrab disapa Koh Steven ini adalah pendiri sekaligus ketua Mualaf Centre Indonesia.

 

Total uang yang terkumpul dari penjualan hartanya itu mencapai Rp 12 miliar. 

Semua uang itu dipakai untuk memproduksi 48 ribu pakaian hazmat yang dibagikan secara gratis ke 4.781 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, 150 ribu masker, 12 ribu di antaranya merupakan masker N95 dan sisanya masker medis tiga lapis.

Selain memproduksi hazmat, Ia pun memasang surgical gown ke 43 ribu pakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang belum berstandar WHO, 80 ribu liter hand sanitizer, ribuan paket sembako dan makanan siap saji. 

Hingga kini, total paket sembako yang telah dibagikan mencapai sebanyak 120 ribu paket sembako.

Sedangkan total paket makanan siap santap yang dibagikan gratis ke seluruh Indonesia, 560 ribu paket.

Bagi dia, harta yang dimilikinya hanyalah titipan Allah SWT dan yang namanya titipan, kata dia, pasti harus dikembalikan.

"Saya memilih mengembalikan ini dengan cara yang baik, momennya sekarang lagi bagus, karena cepat atau lambat itu akan kembali, dan akan Allah minta pertanggungjawaban," ujar Steven, saat ditemui di Jalan Cisitu, Kota Bandung, Minggu (17/5/2020).

Dia berharap langkahnya dapat diikuti oleh orang banyak.

Sebab, ia memprediksi wabah ini akan berlangsung lama dan akan semakin banyak warga terdampak hingga tidak memiliki makanan.

"Aku berharap gerakan ini diduplikasi oleh orang lain, karena kapasitasku ini akan berakhir, pasti ada ujungnya dan ini akan menjadi panjang dan lama. Orang lapar pasti ada terus," katanya.

Mantan Pendeta

Sebelumnya, seorang mantan pendeta memilih menjadi mualaf dan mendalami agama Islam di Kebumen.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved