Istri Ikut Berulah saat Dievakuasi: Mati Takdir Tuhan, Kuli Positif Corona Pernah Bohongi Perawat

Tingkah tak terpuji kuli bangunan tersebut, membuat nyawa 20 perawat di RSUD R Soedjati Soemodiardjo terancam.

Kompas.com
Ketiganya yang dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test menolak saat akan dibawa tim Covid-19 ke RSUD Getas Pendowo Grobogan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pada April 2020 silam, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan ulah seorang kuli bangunan asal Kecamatan Karangyung, Grobogan, Jawa Tengah.

Perawat di RSUD R Soedjati Soemodiardjo dibohongi oleh pria berusia 3 tahun itu.

Tak mengaku baru saja pulang dari Jakarta, kuli bangunan yang mengalami sesak napas, batuk, dan demam itu.

Akibat pengakuan tak jujurnya, pria yang belakangan dinyatakan positif corona itu sempat ditempatkan di bangsal umum.

Tingkah tak terpuji kuli bangunan tersebut, membuat nyawa 20 perawat di RSUD R Soedjati Soemodiardjo terancam.

Puluhan perawat di rumah sakit tersebut akhirnya menjalani rapid test dan hasilnya non reaktif.

Kini istri dan dua anak kuli bangunan tersebut ikut berulah, membuat repot polisi serta TNI.

Ketiganya yang dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test menolak saat akan dibawa tim Covid-19 ke RSUD Getas Pendowo Grobogan.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat Kapolsek Karangrayung, AKP Lamsir bersama seorang anggota TNI mengenakan APD lengkap terpaksa turun langsung memberikan pemahaman kepada ketiga orang tersebut.

Mereka pun sempat berdebat di ruang tamu rumah.

Ketiga orang penghuni rumah yang mengenakan masker itu pun terlihat "ngeyel" tak sudi jika harus dirawat intensif di ruang isolasi.

"Jadi, kalau imunnya tidak sehat kalian tertular. Kalian tahu tidak," tegas Lamsir, di hadapan ketiga orang tersebut.

Suasana pun memanas ketika ketiga orang tersebut tetap menolak imbauan petugas yang menjemputnya.

Tak menghiraukannya, Lamsir dan seorang tentara langsung membawa ketiganya masuk ke ambulans Puskesmas Karangrayung.

Dalam video itu, seorang di antaranya terlihat ngotot tak mau diangkut ke ambulans.

Ilustrasi alat tes deteksi virus corona, tes covid-19, tes corona
Ilustrasi alat tes deteksi virus corona, tes covid-19, tes corona (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Ia terus saja bertahan berteriak menangis saat digandeng kedua aparat penegak hukum tersebut.

"Kami sehat, tidak mau dibawa ke rumah sakit. Mati itu takdir Tuhan," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved