Banyak Pasien Positif Virus Corona Memburuk di Minggu Kedua, Bukan Karena Virus Tapi Imun Tubuh
Banyak Pasien Positif Virus Corona Memburuk di Minggu Kedua, Bukan Karena Virus Tapi Imun Tubuh
Dalam kebanyakan kasus, respon imun bekerja dengan cara memadamkan infeksi dan respon peradangan tidak bekerja.
Tapi terkadang sistem kekebalan tubuh secara keliru menjadi berlebihan dan tetap aktif lama setelah virus tak lagi menjadi ancaman.
Alasan mengapa kondisi menurun
Sangat sulit untuk mengetahui sejauhmana sistem imun seseorang menyebabkan kerusakan dalam kasus COVID-19.
"Sistem imun pada kebanyakan orang memiliki peran yang sangat bermanfaat," kata Dr Julian Elliot, direktur klinis Satuan Tugas COVID-19 di Australia.
Orang yang mengalami penyakit COVID-19 yang lebih serius biasanya memiliki tanda-tanda peningkatan peradangan, terutama di paru-paru.
"Biasanya orang merasa normal saja padahal sebenarnya sudah menderita radang paru-paru dengan tingkat oksigen yang cukup rendah," kata Dr Elliot.
Pneumonia merupakan infeksi paru-paru di mana kantung udara meradang dan dapat terisi oleh cairan. Ketika penyakit berkembang, pneumonia biasanya menjadi lebih buruk.
"Pada tahap banyak peradangan di paru-paru, seringkali memiliki kadar oksigen sangat rendah, sehingga harus dibantu ventilator," jelas Dr Elliot.
Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari pneumonia COVID-19 yaitu kemungkinan bisa memburuk tanpa mereka sadari.
Biasanya pneumonia membuat orang merasa tidak nyaman di bagian dada atau kesulitan bernapas. Tapi sejumlah pasien COVID-19 justru tak merasakan sesak napas, bahkan ketika kadar oksigennya turun.
Artinya, dalam kasus COVID-19, meski tingkat oksigen dalam tubuh seseorang cukup rendah, ia tidak merasa terengah-engah.
Itulah yang mungkin menjelaskan mengapa sejumlah pasien dengan gejala ringan, tiba-tiba kondisinya mengalami penurunan drastis.
COVID-19 Update in Indonesian language
Reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan atau Badai Sitokin membantu menjelaskan mengapa ada orang mengalami reaksi yang parah terhadap COVID-19, sedangkan yang lain relatif ringan.
Mereka yang berusia lebih tua, memiliki kondisi medis kronis atau sistem kekebalan tubuh yang terganggu, umumnya bisa mengalami lebih parah saat terinfeksi COVID-19.
"Dalam kasus-kasus orang berusia muda yang kondisinya parah, kemungkinan respon imun yang terlalu aktif sebagai penyebabnya. Tapi itu mungkin pula terjadi pada orang tua," kata Dr Elliot.
Menurutnya, belum diketahui mengapa orang tertentu memberikan respon imun yang lebih aktif dibandingkan orang lain.
