Berita PALI

Potret Pasar Inpres Pendopo PALI, Tanpa Masker di Kerumunan dan Sulit Temukan Tempat Cuci Tangan

Bahkan, imbauan pemerintah yang mewajibkan warga harus menggunakan masker tak dilakukan

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Reigan
Aktivitas warga di pasar inpres Pendopo, kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, Minggu (26/4/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI-Kesadaran warga di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) akan bahayanya Penyebaran Corona Virus Disease (2019), harus terus ditingkatkan.

Kendati pemerintah kabupaten PALI melalui Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 gencar memberikan sosialisasi, namun masih banyak warga yang tidak mengindahkannya.

Misalnya saja di pasar inpres Pendopo, kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, Minggu (26/4/2020).

Dimana, warga melakukan transaksi jual beli seperti hari-hari biasa.

Bahkan, imbauan pemerintah yang mewajibkan warga harus menggunakan masker tak dilakukan.

Kondisi pasar inpres Pendopo pun seolah tidak mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan covid-19.

Hal itu lantaran, tidak adanya pos pemantau di sana serta tidak disiapkan juga tempat cuci tangan hampir di seluruh toko di pasar inpres.

"Was was sebenarnya belanja di pasar inpres Pendopo, selain banyak warga yang tidak pakai masker, juga kondisi pasar ramai sekali. Physical distancing atau jaga jarak sepertinya tidak berlaku di pasar Inpres Pendopo," ungkap Dwi, warga Kelurahan Talang Ubi Timur, kecamatan Talang Ubi, kabupaten PALI.

Senada dengan Rian, warga kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi menyayangkan, kondisi pasar inpres pendopo di tengah wabah pandemik virus corona saat ini.

"Saya harap, pemerintah bisa lebih tegas. Mengingat pasar menjadi salahsatu tempat pertemuan warga dalam jumlah yang besar dan ramai."

"Selain itu, dengan adanya petugas yang langsung memberikan imbauan ataupun sanksi jika ada warga yang melanggar," katanya.

Kondisi demikian, nampak berbeda dengan Pasar Bedug di Terminal Pendopo Talang Ubi.

Baik pedagang maupun pembeli menerapkan jarak social distancing meski kerap masih ditemukan warga tak memakai masker.

Warga menggelar dagangan dengan membuka lapak menggunkan payung pribadi dan tak membuka tenda, sehingga tak bersifat permanen.

"Kami sudah tiga hari berpegang di pasar dadakan jelang berbuka puasa. Untuk sementara ini pembeli masih sedikit sepi, karena dagangan kadang tidak habis. Namun suasanya nyaman," ujarnya. (SP/ Reigan)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved