Kisah Evi Menetap 23 Tahun di Prancis, Ribuan Meninggal Karena Covid-19 Lantaran Warga Tak Disiplin

Namaku Evi Yuliza Battin. Biasa dipanggil Evi atau Yuli. Aku asli Palembang. Aku menetap di Perancis dari tanggal 01 November 1997

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Moch Krisna
IST
Evi Yuliza Battin 

Makanya harga rumah atau appartement lebih mahal tinggal di pinggiran dibandingkan pusat kota. Contohnya di daerahku harga appartement untuk hidup satu orang yang luas bangunan hanya 38m2 hanya 1 kamar harganya 1,8 M Rupiah. Yang lainnya, kita Balik kembali mengenai Covid-19. Kenapa sangat banyak yang meninggal dunia di Perancis?

Mereka bisa dihitung yang memakai masker dan sarung tangan. Masih keluar rumah alasan jogging tapi dengan teman-temannya. Karena orang Perancis tidak disiplin. Hanya para kasir yang diwajibkan para masker. Sejak di lockdown kita di kenakan denda jika keluar rumah tanpa alasan.

Mereka juga tidak menjaga jarak minimum 1 meter. Denda ke 1 sebanyak 135 Euros atau sekitar Rp 2,1 juta. Denda ke 2 sebanyak 375 Euros jika orang yang sama keluar rumah lagi tanpa alasan. Denda ke 3 sebanyak 3.750 euros dan di penjara selama 6 bulan. Jika orang yang sama keluar rumah lagi tanpa alasan.

Pengalamanku di Perancis ini semoga menjadi pelajaran buat orang Indonesia, orang Sumsel khususnya dimana tempat aku berasal untuk disiplin. Ikutilah aturan yang disarankan pemerintah. Masker, hindari keramaian dan social distancing. Dan yang terpenting disiplin

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved