Berita OKI
Keluh Kesah Pedagang Pasar Kayuagung Sejak Pandemi Corona, Sepi Pembeli dan Pasokan Seret
Pandemi virus corona (Covid-19) dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir membuat banyak pembeli enggan mendatangi pasar
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG-Perasaan gundah menyelimuti pedagang di Pasar Induk Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).
Pandemi virus corona (Covid-19) dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir membuat banyak pembeli enggan mendatangi pasar.
Tentu imbas sangat besar dirasakan seluruh pedagang yang menggantungkan hidup dari berjualan.
Andi, pedagang daging ayam yang telah berjualan selama 3 tahun di Pasar Kayuagung, mengeluhkan sepinya pembeli hingga stok penjualan berkurang.
"Kami biasanya menyetok daging ayam lebih dari 50 kilogram, tetapi semenjak ada kabar corona dalam sebulan terakhir. Stok yang saya bawa tidak sampai 30 kilogram itupun jarang habis," ucapnya kepada wartawan Tribunsumsel, Minggu (19/4/2020).
Selain itu pula harga jual yang sangat jauh berkurang bahkan sempat menyentuh angka Rp. 20.000 untuk ayam bersih siap olah.
"Sangat jauh menurun harganya yang semula Rp. 34.000 sekarang ini tinggal Rp. 25.000, itupun kadang kalau tidak habis saya lelang perkilonya cuma Rp. 20.000. Supaya stok ludes terjual," jelasnya.
Keluhan serupa pun dirasakan Saman, penjual bahan sembako yang penjualannya jauh merosot dan sepinya pengunjung.
"Sangat mengeluh semenjak adanya corona ini, pendapan anjlok hingga 70 persen karena pembeli sepi. Apalagi hari kerja hampir tidak ada pengunjung disini,"
"Padahal biasanya pendapatan kotor saya bisa sampai sekitar Rp. 5 juta, tetapi sekarang boro-boro mau dapat Rp 2 juta saja sudah tidak mungkin," ungkap Saman.
Dijelaskan Saman, belum lagi beberapa stok barang yang sudah langka dan harga beli yang cukup meningkat.
"Misal saja seperti kacang kedelai dan kacang tanah yang dipasok dari india, sekarang sudah mulai langka dan harga beli naik hingga 2 kali lipat,"
"Belum lagi yang dari dalam negeri seperti kopi, teh, gula merah, gula putih dan lainnya juga sudah mulai melonjak harganya serta langkanya pasokan," jelasnya.
Sama halnya Neli, penjual sayuran yang menyampaikan pendapatan setiap hari hanya mampu memenuhi kebutuhan makan.
"Kalau sekarang pendapatan hari ini cuma bisa buat makan, mau cari keuntungan sudah tidak bisa lagi,"
"Padahal tanggungan hutang dan biaya sewa rumah sudah menunggu setiap bulannya," keluhnya.
Dikatakan lebih lanjut, harapan kepada pemerintah untuk memperhatikan pedagang kecil yang sangat terdampak.
"Ya kita harapkan adanya kontribusi yang nyata dari pemerintah OKI buat orang seperti kami ini, kalau keadaan terus seperti ini tidak lama lagi modal akan habis dan pemasukan otomatis hilang," ujar Neli.
"Semoga saja pasar tidak ditutup dan virus corona ini cepat hilang agar kehidupan kami kembali normal seperti biasanya," imbuhnya.