Pasien Corona Prabumulih

Pasien Positif Corona di Prabumulih Keliling Kota Naik Ojek dan ke Pasar, Masyarakat Takut

Paisen 09 positif corona Sumsel asal Prabumulih dikabarkan keliling kota naik ojek. Tidak hanya itu pasien 10 bahkan pergi ke Grapari

Penulis: Edison |
KOMPAS.COM
Penyakit Berbahaya Virus Corona 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Paisen 09 positif corona Sumsel asal Prabumulih dikabarkan keliling kota naik ojek.

Tidak hanya itu pasien 10 bahkan pergi mebayar tagihan telepon di kantor layanan yang tak jauh dari rumahnya dan membuat para petugas berhamburan menjauh.

Kabar tersebut dengan cepat beredar luas di masyarakat Prabumulih.

Sejak siang hingga malam Jumat (3/4/2020), masyarakat kota Prabumulih digemparkan adanya pesan berantai yang tersebar di media sosial baik whatsapp, group facebook dan lainnya

(Baca Penjelasan dan Pengakuan Pasien Nomor 10 di Halaman berikutnya)

Isi pesan tersebut menyebutkan para pasien konfirmasi atau positif Covid-19 masih berkeliaran di tempat umum.

Bahkan dalam pesan berantai itu pasien 09 di Prabumulih masih nekat pergi naik ojek pergi ke pasar dan ke kawasan Sukajadi tempat orang tuanya.

"Info (dari wag IDI Prabumulih, red) : Pasien positif no.9 masih beredar keluar rumah siang ini naik ojek ke Sukajadi ke rumah ortunya.
Ybs tidak isolasi di RS, bahkan keluar rumah naik ojek. Agar bapak/ibu agar lebih hati2 terutama yg menggunakan jasa ojek termasuk saat pesan antar makanan. #JustStayAtHome".

Demikian isi pesan berantai tersebut yang menyebutkan pasien 09 (istri almarhum) naik ojek.

Kepala Dinas Kesehatan Prabumulih, dr Happy Tedjo dihubungi via telpon mengakui telah mengetahui informasi tersebut.

Perampok Toko Emas di Jakarta Tewas Karena Corona, Polisi yang Menangkap Langsung Isolasi

"Pasien itu rencana mau isolasi mandiri ke Sukajadi ke rumah orang tuanya. Sepertinya secara psikologis dia menginginkan isolasi dan lebih sehat di rumah orang tuanya," ujar Tedjo.

"Katanya mobilnya sedang tidak ada karena ada di rumahnya di kawasan Lingkar. Tapi seharusnya naik mobil saja, jangan naik ojek, untuk menghindari supaya tidak tertular," tegasnya.

(Baca Penjelasan dan Pengakuan Pasien Nomor 10 di Halaman berikutnya)

Disinggung kenapa tiga pasien tidak diisolasi di rumah sakit, Tedjo mengatakan sesuai pedoman pusat halaman 30 terkait covid-19 dijelaksan positif tanpa gejala bisa dirawat dirumah dengan pengawasan.

"Untuk yang dua berusia tua besok mau diisolasi di rumah sakit walaupun memang tidak ada indikasi, untuk yang satunya bisa di rumah namun memang semestinya ada yang bisa mengetahui untuk penanganan atau pengertian bagus.

Tapi kalau memang sudah berpengaruh ke sosial maka kita akan lakukan kebijakan diisolasi ke rumah sakit saja," tegasnya protap di rumah tapi kalau berpengaruh sosial kita akan lakukan kebijakan itu.

Lebih lanjut Tedjo menuturkan, jika memang pasien masih tidak mau isolasi di rumah maka indikasinya bukan medis tapi sosial dan untuk keamanan warga ada pihak lain yang membidangi.

"Karena kalau indikasi medis tidak ada masalah paling sosial, maka akan kita lakukan kebijakan terkait itu," katanya.

Penjelasan Pasien Nomor 10

Pasien maupun keluarga yang terpapar virus Corona asal Kota Prabumulih mengaku kesulitan mendapatkan pasokan bahan makanan pasca ditetapkan oleh Ketua Gugus penanganan virus covid-19 Pusat maupun Provinsi Sumsel.

Pasien nomor 10 dan nomor 11 asal Prabumulih yang merupakan satu keluarga. Kedua pasien ini juga masih ada hubungan keluarga dengan pasien nomor 9.

Berdasarkan keterangan mereka, belum ada perhatian dan bantuan dari Pemerintah setempat. Meskipun kondisi terkini tersebut telah dikonfirmasikan ke pihak pemerintah.

Berdasarkan pengakuan pasien nomor 10 covid-19 dan keluarga kepada wartawan, dirinya bersama istri dan keluarga besarnya saat ini tengah dalam masa karantina mandiri di rumah.

Hal ini merupakan anjuran dan saran dari dinas kesehatan setempat.

Namun dampak dari pernyataan ketua Gugus penanganan covid-19 Provinsi Sumsel, kini mereka kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan makanan atau kebutuhan pokok sehari-hari.

"Kami berharap Pemerintah peduli dan perhatian, karena saat ini keluarga kami sangat membutuhkan makanan dan bahan pokok," ungkapnya kepada wartawan via telepon Sabtu (4/4/2020) pagi.

Selain itu, pasien positif covid-19 satu keluarga ini juga mengaku sangat terpukul dengan isu dan pemberitaan yang berkembang di masyarakat yang seolah-olah tidak patuh pada Pemerintah dengan bebas berkeliaran di tengah masyarakat.

"Sebelum dinyatakan positif terpapar virus covid-19, kami telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan saat itu ada dokter yang memperbolehkan kita keluar rumah. Kita tidak tahu jika dua hari kemudian dinyatakan positif, karena tidak ada gejala batuk, demam, sakit tenggorokan atau lainnya seperti yang dijelaskan tim medis," tuturnya.

PAsien nomor 10 menjelaskan setelah ramai di sosial media yang memberitakan bahwa pasien 09 pergi menggunakan jasa ojek ke rumah ibunya di kelurahan Sukajadi Kecamatan Prabumulih Timur, maka ia dan istri meminta untuk dibawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang saja.

Itu dilakukan agar diisolasi dan mendapatkan perawatan dari tim medis.

"Hari ini, kita akan dibawa ke RSMH Palembang untuk diisolasi guna mendapatkan perawatan dan menghindari pemberitaan dari masyarakat yang dapat membuat mereka makin shock," ungkapnya.

Sementara itu, masyarakat kota Prabumulih berharap besar kepada Pemkot Prabumulih dengan telah ditetapkannya sebagai zona merah pandemi covid-19 dapat lebih proaktif menyikapi penyebaran virus covid-19 yang kian masif, sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Selain itu warga berharap pemerintah memberikan perhatian ekstra baik kesehatan maupun kebutuhan pokok bagi pasien, keluarga maupun lingkungan sekitar pasien. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved