Guru Dinilai Kelewatan Banyak Beri Tugas Saat Kegiatan Belajar Dari Rumah, Bikin Orangtua Mengeluh
Guru Dinilai Kelewatan Banyak Beri Tugas Saat Kegiatan Belajar Dari Rumah, Bikin Orangtua Mengeluh
TRIBUNSUMSEL.COM, TANGGERANG - Kegiatan belajar mengajar di kelas dihentikan demi mencegah penyebaran virus corona di sekolah.
Belajar dari rumah menjadi solusi agar tidak ada mata pelajaran yang tertinggal pada semester genap ini.
Namun, banyak orangtua mengeluh karena guru memberikan tugas kerja yang kelewat batas.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangerang Selatan banyak menerima laporan dari para wali murid sekolah selama proses belajar dilakukan dari rumah demi mencegah virus corona.
• Di Penjara 9 Tahun, Ancaman Hukuman Bagi Oknum Brigadir Polisi yang Cabuli Mertua di Gresik
Salah satu keluhan orangtua murid yakni soal banyaknya tugas selama belajar dari rumah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Taryono mengatakan, berbagai masukan tersebut datang saat pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan selama satu minggu pertama.
"Pengaduannya banyak tugas, tidak begitu menyenangkan. Intinya seperti itulah," kata Taryono saat dikonfirmasi, Rabu (1/4/2020).
Taryono mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan jajaran sekolah yang meliburkan para pelajarnya.
Pihak sekolah diminta memberikan pembelajaran jarak jauh yang bisa membuat suasana dan kreavifitas para pelajar.
"Jadi bukan soal pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR),'" ucap Taryono.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan memperpanjang masa waktu belajar dirumah bagi para siswa sekolah semenjak adanya wabah virus corona.
Perpanjangan waktu belajar di rumah tersebut sampai dengan tanggal 20 Mei 2020, dari waktu sebelumnya yang hanya dua pekan.
Setelah 20 Mei, akan ada libur nasional dan cuti bersama Idul Fitri.
Dengan demikian, para pelajar akan masuk sekolah pada Juni 2020.
Kata Menteri
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim meminta guru ikut berinteraksi dan berkomunikasi untuk membantu murid mengerjakan tugas.
Hal itu terkait kegiatan belajar dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Dan kami ingin menekankan walau banyak sekolah melakukan belajar dari rumah bukan berarti hanya guru kasih PR ke muridnya tapi juga ikut berinteraksi dan berkomunikasi membantu murid dalam mengerjakan tugasnya," kata Nadiem seperti dikutip dari KompasTV, Selasa (24/3/2020).
Nadiem mengatakan Kemendikbud mendengar berbagai keluhan dari orangtua dan mahasiswa terkait tugas-tugas yang diberikan.
Mereka mengeluh diberikan PR yang berat tetapi tak dibimbing oleh guru.
"Jadi mohon, siswa-siswa kita walaupun bekerja dari rumah, betul-betul guru mengajar dari rumah," ujar Nadiem.
Nadiem juga meminta daerah-daerah yang telah menerapkan guru-guru bekerja dari rumah agar tetap menjaga keamanan guru.
Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan untuk memastikan kesehatan guru.
Sebelumnya, proses belajar mengajar yang efektif sesuai kondisi daerah masing-masing perlu dilakukan dalam rangka kegiatan belajar dari rumah.
Dalam Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, Nadiem meminta Pemerintah Daerah dan Pimpinan Perguruan Tinggi memastikan bahwa bekerja dari rumah tidak memengaruhi ukuran penilaian kinerja maupun sistem insentif yang diterima pendidik maupun tenaga kependidikan.
"Kehadiran fisik tidak menjadi ukuran kinerja. Yang terpenting adalah pembelajaran tetap berjalan dan terus terjadi. Hanya caranya yang berubah menjadi pembelajaran daring," pesannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com