Corona di Prabumulih

Tenaga Medis Perawat Pasien 02 di Prabumulih Terinfeksi Corona, 28 Orang Jalani Rapid Test

Sampai saat ini ada 5 orang positif Corona di Sumatra Selatan (Sumsel), dua diantaranya meninggal dunia

Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Edison
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Prabumulih, dr Happy Tedjo 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Sampai saat ini ada 5 orang positif Corona di Sumatra Selatan (Sumsel), dua diantaranya meninggal dunia.

Lima orang itu, 1 dari Palembang, 2 dari Prabumulih, 1 dari OKI, dan 1 dari OKU.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih sekaligus ketua harian gugus tugas pencegahan dan penanggulangan Corona Prabumulih, dr Happy Tedjo mengungkapkan, belum mengetahui serta belum mendapat surat jika ada penambahan warga Prabumulih positif Covid-19 seperti yang disampaikan juru bicara gugus tugas Provinsi Sumsel.

"Nah, kita belum tau terkait itu, kita belum dapat surat," ungkap Tedjo ketika dihubungi melalui telpon genggamnya, Selasa (31/3/2020).

Sementara Juru bicara gugus tugas pencegahan dan penanggulangan Corona Sumsel, Prof Yuwono membenarkan 5 kasus positif Corona di Sumatera Selatan, Selasa (31/3/2020).

"Ya benar jumlahnya bertambah," ujarnya.

Sebelumnya sudah ada tiga kasus positif Corona di Sumsel.

Kasus pertama yakni pasien asal warga asal Palembang, kedua tenaga kesehatan Prabumulih.

Kedua pasien tersebut saat ini telah meninggal dunia.

Selanjutnya kasus ketiga yakni mantan pejabat di Kabupaten OKU.

Sedangkan dua kasus tambahan lainnya, Yuwono mengatakan pasien tersebut berasal dari OKI dan Prabumulih.

"Tambahan OKI (kasus import) dan Prabumulih (transmisi lokal)," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, pasien terbaru asal Prabumulih merupakan tenaga medis merawat pasien 02 yang meninggal dunia positif Covid-19.

"Ya pasien dari Prabumulih itu adalah tenaga kesehatan yang merawat awal almarhum pasien 02 di Prabumulih," ujarnya.

DPRD Sumsel Lihat kesiapan BPJS Kesehatan Antisipasi Pandemi Covid-19

28 Orang Rapid Test

Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih Tedjo mengungkapkan, sejauh ini pihaknya terus melakukan rapid test dan baru dilakukan terhadap 28 orang yang kontak erat dengan pasien almarhum baik keluarga maupun tenaga medis yang pernah merawat.

"Sudah ada 28 orang kita lakukan rapid test terus berlanjut, karena kan kita masih melihat masa 14 hari dulu kalau kecepatan negatif maka harus diperiksa lagi," katanya.

Tedjo menuturkan, masalah yang dihadapi pihaknya sekarang dalam melakukan rapid test yakni masa pemeriksaan semestinya dilakukan setelah 14 hari terhadap orang yang kontak erat, namun saat ini justru orang-orang yang kontak dengan pasien positif justru mendesak untuk dilakukan Rapid Test.

"Karena kalau diperiksa kurang dari masa 14 hari maka pasti hasilnya negatif, sementara kalau tidak dites mereka malah bertanya kenapa tidak dites, kami tidak diperhatikan dan lainnya, itu jadi masalah kami."

"Makanya siapa yang dekat seperti keluarga dan yang kontak erat akan diusulkan PCR (Polymerase Chain Reaction) pemeriksaan spesimen dari swab tenggorokan dan mulut, Palembang bisa tapi sudah banyak yang antri," katanya.

Siswa SMKN 2 Lubuklinggau Kebut Produksi Ribuan Masker dan Ratusan Hazmat

Lebih lanjut Tedjo menuturkan, PCR dilakukan untuk mengetahui virus sementara Rapid test harus menunggu 14 hari karena anti body muncul atau tidak.

"Makanya kalau pemeriksaan belum masanya pasti negatif, negatif belum tentu tidak kena karena perlu dites lagi setelah masa 14 hari, bisa double tapi mereka tidak tenang kenapa tidak diperiksa-periksa, itu jadi masalah kita," lanjutnya.

Disinggung apakah 28 orang yang dilakukan Rapid Test telah memenuhi masa 14 hari, Tedjo mengatakan rata-rata sudah lama namun yang baru kontak saat pasien dirawat dirumah sakit maka belum akan dilakukan.

"Untuk hasil akan dikompilasi karena kalau sekali (test) itu nanti dinyatakan negatif padahal sebenernya anti body masih lemah sehingga tidak bisa sekali disampaikan ujuk-ujuk bebas, jadi rapid itu cenderung juga untuk pribadi."

"Tidak bisa juga setelah ini diumumkan, eh bebas tapi tau-tau sakit, tidak bisa juga, takut jadi bomerang," katanya seraya mengatakan positif tes Rapid sebagai acuan prioritas untuk perawatan jadi tidak diumumkan.

Tedjo menjelaskan Rapid test dilakukan dengan cara mengambil darah orang dan diperiksa di laboratorium RSUD Prabumulih, jika positif maka akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab lendir tenggorokan.

"Kalau dokter merawat almarhum ada dua, dokter spesialis dan dokter umum serta ada sejumlah perawat," katanya.

Ditanya dari 28 yang dirapid tes berapa ditindaklanjuti dan apakah satu dinyatakan positif corona oleh gugus tugas Sumsel sempat terpantau oleh pihaknya, Tedjo mengaku dari 28 orang belum diketahui dan belum ada ditindaklanjuti.

"Harapan kita pengen diperiksa semua namun alat terbatas, belum lagi dalam memeriksa harus pakai APD lengkap," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved