Berita Palembang
Pasutri Ini Menangis di Polda Sumsel, Ceritakan Hampir 2 Tahun Pemerkosa Anaknya Tak Pernah Dihukum
Sudah melapor dan meminta bantuan ke mana-mana, namun kasus pemerkosaan yang dialami anak pasangan AB dan Sh, tak kunjung ada kejelasan
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Sudah melapor dan meminta bantuan ke mana-mana, namun kasus pemerkosaan yang dialami anak pasangan AB dan Sh, tak kunjung ada kejelasan.
Sejak dilaporkan di Polsek Makarti Jaya Banyuasin, Kamis (2/8/2018) lalu hingga saat ini masih menggantung.
Hingga akhirnya, AB dan dan Sh didampingi Ketua RT mendatangi Polda Sumsel untuk mengadu mengenai kasusnya pemerkosaan yang dialami AA.
Anaknya yang menjadi korban pemerkosaanhingga sekarang masih trauma.
Bila ada yang mengungkapkan hal tersebut di depan AA, maka AA akan langsung menangis dan kejang-kejang.
"Aku sama suami mau meminta bantuan dengan siapa lagi. Sudah banyak yang kami datangi, tetapi setelah menangani kasus anak kami ini di pertengahan jalan malah stop."
"Apa karena kami orang tidak mampu, sedangkan keluarga pelaku orang berada. Jadi keadilan untuk kami tidak ada," ungkap Sh lirih ketika ditemui di Mapolda Sumsel, Senin (30/3/2020).
• Ini Syarat Debitur dan Prosedur Mengajukan Keringanan atau Penangguhan Kredit Bank atau Leasing
Penderitaan mereka juga tak lepas disitu saja, An dan Sh harus pindah dari rumah mereka di Kecamatan Makarti Jaya kabupaten Banyuasin.
Ini mereka lakukan, lantaran mereka tidak kuat dengan gunjingan tetangga atas kasus yang dialami anak mereka.
Terlebih, ketika itu anak mereka selalu menjadi bahan bullyan di lingkungan tempat tinggal.
Mereka kini harus pindah ke Palembang.
Sh menceritakan, kasus anaknya berisinisal AA yang saat ini duduk di kelas 3 SD diperkosa pelaku berinisial NB (15 tahun), di rumah pelaku, Senin (23/7/2018) lalu.
Perlakuan tidak senonoh dilakukan NB kepada AA sebanyak dua kali di kamarnya NB.
• Juru Parkir Penyebar Video Hoax Pasien RS Hermina Positif Corona, Menangis Tersedu-sedu Menyesal
Menurut Sh, kasus ini terbongkar setelah anaknya tertua mendengar perkataan dari teman-teman adiknya yang mendesak AA agar melaporkan perlakuan NB kepada orangtuanya.
Namun, karena ketakutan AA tidak pernah melaporkan pemerkosaan yang dialaminya sebanyak dua kali kepada kedua orangtuanya.