Virus Corona

Pulang dari Jepang, 2 Siswa SD di Solo 14 Hari Belajar di Rumah Sebagai Antisipasi Corona  

Dua siswa Sekolah Dasar (SD) di Solo yang baru pulang dari Jepang, melaksanakan kegiatan belajar di rumah

Editor: Wawan Perdana
tribunsumsel.com/khoiril
Ilustrasi Siswa SD belajar di rumah setelah pulang dari Jepang 

TRIBUNSUMSEL.COM, SOLO-Dua siswa Sekolah Dasar (SD) di Solo yang baru pulang dari Jepang, melaksanakan kegiatan belajar di rumah.

Kebijakan menginzinkan siswa belajar di rumah diambil SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta sebagai upaya mengantisipasi munculnya virus corona.

Dua siswa diizinkan belajar di rumah selama 14 hari.

Wakasek Bidang Kesiswaan dan Humas SD Muhammadiyah PK Kottabarat, Muhamad Arifin mengatakan, permintaan istirahat di rumah selama 14 hari sesuai dengan maklumat kegiatan antisipasi dalam rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19/Corona yang dikeluarkan sekolah.

Pada poin nomor 12 disebutkan apabila sudah melakukan perjalanan ke luar negeri, maka diharapkan untuk tetap istirahat di rumah selama 14 hari sejak tanggal kepulangan sampai di Indonesia dan tidak melakukan aktivitas di lingkungan sekolah.

Setelah 14 hari masa istirahat, bisa kembali masuk lingkungan sekolah sambil membawa surat keterangan dokter.

"Prinsipnya, kita tidak mengurangi hak anak mendapatkan pendidikan. Itu yang menjadi prinsip. Artinya, sekolah tetap memberikan hak siswa untuk belajar," kata Arifin ditemui Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/3/2020).

Arifin menyampaikan, kedua siswa itu dalam kondisi sehat.

Meski istirahat di rumah, mereka tetap mendapatkan haknya mengikuti proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Adapun kegiatan KBM mereka lakukan secara online melalui aplikasi Zoho.
"Karena ini musim PTS (penilaian tengah semester). Dari wali kelas kita lewat aplikasi Google form atau Zoho itu memberikan latihan soal ke anak dan kita pantau."

"Nanti ketika anak mengerjakan, otomatis bisa dicek wali kelasnya. Sehingga bisa interaktif. Kalau ada yang keliru suruh betulkan. Jadi proses belajar dari rumah," terang Arifin.

Menurut Arifin, sekolah telah memberikan pemahaman kepada orangtua siswa terkait antisipasi pencegahan penyebaran virus corona.

Para orangtua, katanya, dapat memahami.

Sehingga keputusan, meminta kedua siswa belajar di rumah selama 14 hari sudah diterima orangtua.

"Kami sudah memberikan pengetahuan kepada orangtua. Alhamdulillah, orangtua bisa memahami. Ini sebagai langkah antisipatif sekolah. Karena Jepang salah satu negara yang penyebaran virus corona cukup masif di sana," terang Arifin.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved