Karni Ilyas: Kita 2 Positif Luar Biasa, Alumni Natuna Cerita Kepanikan Warga Wuhan Hadapi Corona
Namun Firni bisa memastikan bukan dia dan suaminya yang menyebabkan 2 warga Depok terinfeksi virus corona, meski sempat khawatir tetangga
Bahkan menurut Firni sejumlah ojek online menolak untuk menjemput penumpang dari kawasan tersebut.
" ojek onlien dan pedagang sayur yang biasa datang mereka juga takut, berita hebohnya ini bikin kita takut sendiri,
orang luar jadi mikirnya ini komplek jadi kaya rata kena virus semua.
ini makanya sosialisasi yang harus ditingkatkan lagi," kata Firni.
"saya pribadi karena pengalaman di Wuhan, saya ikut menenangkan keluarga, kekhawatirnya tidak terlalu khawatir," kata Firni.
Sementara itu suami Firni, Dodi Setiawan berpendapat wajar bila masyarakat panik.
"menurut saya wajar masyarakat di sekitar korban panik, mengingat juga melihat berita di Wuhan," kata Dodi.
Meski begitu Dodi juga mengapresiasi upaya pemerintah untuk meyakinkan masyarakat bahwa kondisi akan baik saja.
"effort dari pemerintah untuk meyakinkan masyarakat di sekitar studio alam untuk tenang berusaha meyakinkan lagi semua akan baik sjaa, tapi tetap waspada," kata Dodi.
Dodi menceritakan kepanikan yang terjadi di Indonesia sangat jauh berbeda denan di Wuhan.
Menurut Dodi, kepanikan warga di Wuhan terjadi pada tanggal 23 Januari 2020, ketika pemerintah mengumumkan akan menutup kota.
"kepanikan ini muncul waktu di Wuhan di tanggal 23 Januari, saat Wuhan betul-betul di lockdown setelah pengumuman pagi jam 8, saat pemerintah memutuskan nanti jam 10 pagi kota akan ditutup, itu masyarakat langsung rushing ke supermarket," kata Dodi.
"itu kan gara-gara ditutup, kalau kita kan baru diumumkan 2 orang," timpal Karni Ilyas.
Dodi mengatakan saat itu di Wuhan sudah 25 orang meninggal dan lebih dari 800 orang terjangkit virus corona.
"kepanikan itu muncul saat kota akan ditutup, 25 orang meninggal, terinveksi lebih dari 800," kata Dodi.