3 Tersangka Kasus Susur Sungai SMP 1 Turi Gunduli Kepala Jadi Sorotan, Pelaku : Biar Tidak Mencolok
Tiga orang tersangka dalam peristiwa Tragedi Susur Sungai di Sleman dihadirkan di Mapolres Sleman.
Karena aksi perundungan gencar di media sosial, pihak keluarga saat ini tak memperbolehkan anak-anak dan istri IYA untuk memegang ponsel.
"Kami bisa memahami IT yang berkembang, dan viral medsos memang memberikan tekanan psikologis ke anak-anaknya. Bahkan istri IYA ketemu orang juga takut," paparnya.
Istri IYA kini lebih banyak diam dan melamun. Bahkan saat tidur pun istri IYA kerap mengigau mengkhawatirkan anak-anaknya. Ia menerangkan bahwa aktivitas keluarga inti dari IYA jadi terganggu gara-gara tekanan ini.
"Mau tidak mau kita ungsikan, kondisi di sekitar tidak kondusif untuk beberapa saat. Tapi pihak kampung juga ikut membantu ronda, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Namun dibalik itu semua, ia menyatakan bahwa keluarga jelas berempati dan turut merasakan kesedihan bagaimana kehilangan anak. Meluarga sangat mendukung IYA dan mendorong agar bersikap gentleman dan bertanggung jawab. Mereka menyerahkan sepenuhnya ke proses hukum yang berlaku.
"Saya mewakili tersangka, memohon maaf kepada seluruh keluarga korban. Kami dari keluarga merasakan betapa sedihnya keluarga yang ditinggalkan. Kami memohon maaf sebesar-besarnya, dan belasungkawa sedalam-dalamnya," ujarnya.
Terkait perundungan yang dialami, ia meminta agar seluruh masyarakat bijak dalam melihat kasus ini dan biarkan proses hukum berjalan. Pihaknya pun tak ada niat untuk melaporkan akun-akun yang melakukan perundungan.
Salah satu hal yang sering dikatakan netizen adalah perihal IYA yang melarikan diri dan terkesan lempar tanggung jawab saat kejadian.
Terkait hal tersebut kuasa hukum IYA, yakni Oktryan Makta meluruskan dan mengungkapkan apa yang terjadi di lokasi kejadian.
"Itu tidak benar. Karena sejurus terjadinya kejadian laka air susur sungai sempor telah hadir di tempat kejadian perkara dan berupa menyelamatkan beberapa siswa-siswi yang menjadi korban," terangnya.
Namun diakuinya bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, IYA sempat ada kepentingan di luar kegiatan susur sungai dan harus meninggalkan lokasi.
Begitu IYA mendapat informasi adanya laka sungai, ia pun bergegas ke lokasi dan turut membantu menyelamatkan anak-anak. Bahkan usai kejadian itu, IYA tetap mengikuti prosedur termasuk memberikan keterangan ke kepolisian.
"IYA tidak melarikan diri, tak ada maksud melepas tanggungjawab," tegasnya.
Pihak kuasa hukum pun, tanpa bermaksud memojokan pemangku di sekolah, menyampaikan bahwa kegiatan ini sudah bagian dari kegiatan yang diprogramkan sekolah. Jadi menurutnya ini bukan tanggungjawab individual
"Sepanjang murid melakukan kegiatan kesiswaan, itu berarti merupakan kegiatan sekolah. Itu bukan kegiatan serta merta atau mendadak. Tapi adanya musibah itu diluar perencanaan yang ada," tuturnya. ( Tribunjogja.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Alasan Sebenarnya Kenapa Para Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Minta Digundul, https://jogja.tribunnews.com/2020/02/27/alasan-sebenarnya-kenapa-para-tersangka-susur-sungai-smpn-1-turi-minta-digundul?page=all.
Penulis: Tribun Jogja
Editor: Mona Kriesdinar