Berita Viral

Mbah Warjin Ditandu Hingga 6 Kilometer Untuk Berobat, Ini Fakta Miris Dibaliknya

Video kakek dari Jombang yang ditandu sejauh 6 kilometer demi berobat ke tenaga medis terdekat sangat menyayat hati

ist
Mbah Warjin Ditandu Hingga 6 Kilometer Untuk Berobat, Ini Fakta Miris Dibaliknya 

"Dari Dusun Brangkal, dioper dengan Pajero OPSHID menuju RSI Jombang," kata Jalaluddin dalam akun Facebook miliknya.

Pada bagian awal dari keterangan yang diunggah, Jalaluddin menuliskan, peristiwa serupa pernah terjadi pada 2013 lalu.

Saat itu, tulis Jalaluddin, seorang ibu hamil yang hendak melahirkan, ditandu oleh beberapa orang warga menuju tempat persalinan di tempat praktik bidan desa.

Terungkap, Klaim Sunda Empire Miliki Deposito Rp500 Juta Dollar AS di Bank Swiss Adalah Bohong

"Mirip 2013. Di lokasi yang sama, Dusun Rapahombo, Ibu hamil mau melahirkan digotong menuju layanan kesehatan terdekat," tulis Jalaluddin, seperti dikutip dari Facebook via Kompas.com.

Mbah Warjin Tinggal di Area Terpencil

Mbah Warjin merupakan warga Dusun Rapahombo dan secara secara administratif, Dusun tersebut masuk dalam wilayah Desa Klitih.

Dusun Rapahombo, menurut Qomaruddin, dihuni oleh 196 jiwa dengan 75 kepala keluarga (KK).

Perkampungan penduduk di bagian barat wilayah Kabupaten Jombang itu merupakan salah satu wilayah terpencil di Desa Klitih, Kabupaten Jombang.

Qomaruddin mengungkapkan, dari pusat pemerintahan Desa Klitih, terdapat dua jalur menuju Dusun Rapahombo.

Kedua jalur tersebut memiliki jarak tempuh lumayan jauh dengan kondisi medan yang cukup menantang, terutama saat musim hujan.

Jalur pertama, jarak dari Kantor Desa Klitih menuju Dusun Rapahombo ditempuh sekitar 15 kilometer.

Sedangkan, jalur kedua sekitar 20 kilometer, karena harus melintasi Dusun Brangkal, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan.

"Kalau dari desa Klitih menuju Rapahombo itu jaraknya sekitar 12 sampai 15 kilometer," kata Qomaruddin kepada Kompas.com, Selasa (25/2/2020).

Menurut dia, Mbah Warjin terpaksa ditandu saat akan berobat karena akses jalan menuju perkampungan penduduk tersebut tidak bisa dilalui kendaraan bermotor, terutama roda empat.

"Memang seperti itu, karena kondisi jalannya tidak memungkinkan untuk kendaraan. Kalau musim kemarau jalan bisa dilalui, tetapi kalau musim hujan sudah pasti sulit dilalui kendaraan," ujar Qomaruddin.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved