Annisa Ingat Detik-detik Teman-temannya Takut Membantah Perintah Kakak Pembina: Semua Hanyut

Annisa Ramdahani sendiri selamat dari tragedi susur sungai lantaran nekat membantah perintah sang pembina Pramuka.

kolase foto TribunJogjaTV, Istimewa
Para murid SMPN 1 Turi Sleman diterapi psikolog pasca tragedi susur sungai 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu korban selamat tragedi susur sungaiAnnisa Ramadhani mengaku masih trauma. 

Beberapa murid SMPN 1 Turi juga masih merasa trauma akan tragedi susur sungai, tak hanya Annisa Ramadhani

Annisa Ramadhani menceritakan detik-detik kegiatan susur sungai berubah menjadi petaka kepada sang kakak. 

Sayangnya, beberapa teman Annisa berakhir hanyut terbawa arus karena takut membantah perintah pembina Pramuka.

 

Atas trauma yang dialami oleh Annisa dan siswi selamat lainya kini SMPN 1 Turi memutuskan untuk melakukan tindakan terapi psikolog.

Beberapa tim gabungan untuk pemulihan kondisi psikologis siswi SMPN 1 Turi pun dikerahkan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam hal ini menerjunkan sedikitnya delapan pihak.

Di antaranya ada  Tim Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Tim Psikolog Puskesmas Kabupaten Sleman dan wilayah DIY, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI) dan HIMPSI, Baznas Kabupaten Sleman, para tenaga relawan psikolog dari universitas, mahasiswa mapro dan S1 psikologi di universitas/perguruan tinggi, dan elemen lain yang terkait.

Fakultas Psikologi UGM saat memberikan pendampingan psikologis kepada para siswa SMPN 1 Turi yang selamat dari musibah susur sungai.
Fakultas Psikologi UGM saat memberikan pendampingan psikologis kepada para siswa SMPN 1 Turi yang selamat dari musibah susur sungai. (istimewa)

Banyaknya pihak yang terlibat untuk penyembuhan trauma yang dialami anak, diapresiasi orang tua dan kerabat.

Salah satunya adalah Nindia (21) warga Wonokerto Turi, kakak dari pelajar kelas 8, Annisa Ramadhani (15).

Annisa adalah salah satu siswi yang selamat dalam insiden tersebut.

"Memang harus ada (pendampingan) untuk mengurangi trauma pada anak. Mereka juga masih sekolah, di jenjang berikutnya pasti ada kegiatan di luar lagi," ucap Nindia yang datang ke sekolah untuk menjemput adiknya.

Sebelum lebih jauh menceritakan kondisi adiknya saat ini, Nindia mengisahkan bahwa ia dan orangtua tidak tahu bahwa Jumat (21/2/2020) sore itu akan ada agenda susur sungai dalam kegiatan rutin Pramuka.

 

"Tidak ada pemberitahuan dari sekolah, adik saya juga tahunya dari status WA (WhatsApp) sehari sebelumnya. Dia juga enggak bilang ke keluarga kalau mau susur sungai, cuma minta di jemput jam 4 sore," tuturnya, Senin (24/2/2020).

Nindia yang alumni sekolah itu pun heran, mengapa dalam kondisi cuaca mendung pihak pembina tetap bersikeras melanjutkan aktivitas susur sungai.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved