Alasan Ini yang Memungkinkan Indonesia Tak Dapat Deteksi Virus Corona Diungkap Ahli Australia

Alasan Ini yang Memungkinkan Indonesia Tak Dapat Deteksi Virus Corona Diungkap Ahli Australia

China Daily
Pasien Virus Corona Diajarkan Tarian Uighur agar Rileks dan Segera Sembuh 

TRIBUNSUMSEL.COM - Alasan Ini yang Memungkinkan Indonesia Tak Dapat Deteksi Virus Corona Diungkap Ahli Australia 

Telah mencapai angka baru kematian, virus corona hingga Minggu (16/2/2020) pagi hari ini. 

139 kematian baru akibat virus corona telah dilaporkan provinsi Hubei, China. 

Selain itu, terdapat juga kasus baru virus corona yang telah dikonfirmasi sebanyak 1.843 kasus, dengan 1.548 kasus di Ibu Kota Wuhan.

 

Bahkan negara tetangga Indonesia seperti Australia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Kamboja telah dikepung virus mematikan ini.

Namun yang menariknya, Indonesia justru menyatakan jika belum adanya kasus terkait virus corona.

Hal ini tentu menuai perhatian banyak pihak, seperti peneliti dari Harvard serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Setelah kekhawatiran dari WHO, kali ini ahli kesehatan asal Australia ikut mempertanyakan klaim Indonesia terkait tidak adanya warga negara Indonesia yang terinfeksi virus corona.

Melansir dari SBS, ahli penyakit menular dari Australia National University (ANU) Profesor Sanjaya Senanayake mengatakan jika Indonesia kemungkinan sudah tercemar virus corona namun tidak terdeteksi.

Terlebih kebiasaan orang Indonesia yang lebih memilih berdiam di rumah ketika sakit daripada harus ke rumah sakit.

"Mungkin itu masalahnya, mereka tidak mendeteksi virus Corona," kata Senanayake.

Ia menuturkan, semua tergantung pada kemampuan layanan kesehatan.

"Ini tergantung dengan kemampuan layanan kesehatan untuk menyaring dan mendeteksi." lanjutnya.

Disisi lain, Chief Medical Officer Australia Brendan Murphy mengaku sangat heran karena tak ada satupun warga negara Indonesia yang dilaporkan terinfeksi virus corona.

 

"Seharusnya ada alasan untuk khawatir, mungkin ada kasus yang tak terdeteksi," ujar Brendan.

Ahli Pengendalian Penyakit Menular dari Universitas Sydney Adam Kamradt-Scott mengingatkan jika wabah ini bisa saja masuk dan meningkat melalui para turis.

Penumpang kereta bawah tanah di Shanghai mengenakan masker pada hari pertama kerja, Senin (10/2/2020).
Penumpang kereta bawah tanah di Shanghai mengenakan masker pada hari pertama kerja, Senin (10/2/2020). (Noel Celis/AFP)
Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved