Penculikan di Palembang
Ini Sosok dan Percakapan Sopir Travel yang Diduga Hendak Menculik Wanita Asal Muba
Warga Gandus Palembang dihebohkan oleh teriakan seorang wanita yang mengaku hendak diculik oleh sopir travel, Senin (10/1/2020) malam.
TRIBUNSUMSEL.COM, SEKAYU-Warga Gandus Palembang dihebohkan oleh teriakan seorang wanita yang mengaku hendak diculik oleh sopir travel, Senin (10/1/2020) malam.
Si wanita berinisial EH merupakan warga Kecamatan Batang Hari Leko (BHL), Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
EH mengaku berhasil selamat setelah berteriak dari dalam JM Travel di Kawasan Gandus Palembang.
Pemilik JM Travel, Marta Dinata, Selasa (11/2/2020), membenarkan bahwa sopir yang membawa itu dari JM Travel.
Saat itu sopir dari JM Travel sedang kosong, jadi meminta sopir dari Babat dan sekitarnya.
“Kalau minta untuk antar biasa, di travel itu bisa, si TN sudah menganter penumpang sudah 3 kali semuanya dianter semua. Oleh karena itu saya percaya sama dia,”ungkapnya.
Disinggung mengenai peristiwa percobaan penculikan ia tidak menyangka sama sekali mengenai perihal tersebut.
Bahkan pagi tadi dirinya sempat di SMS oleh TN.
“Tadi pagi sempat SMS dengan kronologi bahwa penumpang tidak mau dianter ke rumah keluarga karena takut, jadi bingung kemudian mau dianter ke Sekayu lagi."
"Jadi menurutnya lewat Gandus karena rumah TN di sana, ia pulang untuk mandi dan lain-lain,”tambahnya.
Sedangkan mobil yang dipakai ia tidak mengetahui mobil milik siapa sedangkan TN sendiri merupakan orang Desa Sukarami, Kecamatan Sekayu.
“Kurang tahu mobil dia apa bukan, biasanya ngambil wong ngambil setoran. Memang saat itu kosong mobil jadi telepone dia,”ungkapnya.
Kronologi
EH, seorang perempuan warga Desa Tanjung Bali Kecamatan Batang Hari Leko (BHL) Muba mengaku menjadi korban penculikan dari seorang sopir travel.
Tribunsumsel kembali menghubungi EH untuk mengetahui duduk perkara sebenarnya.
Ia mengungkapkan bahwa kejadian tersebut dialaminya pada saat ke Palembang dengan tujuan tempat temanya di KM 7,5.
Ketika sampai Palembang sopir travel mengantarkan 2 penumpang di Plaju dan Kertapati, lalu 2 penumpang lagi di KM 5.
“Pertama nganter di Plaju sama Kertapati, nah lalu ke KM 5. Saya mulai curiga kenapa lewat Macan Lindungan sedangkan saat itu jam sudah malam, alasan sopirnya mau lewat jalan pintas,” ujar EH.
Lanjutnya, dirinya saat itu sempat mencoba meminjam ponsel milik sopir travel untuk menelepon temannya kemudian dipinjamkannya.
Kondisi jalan semakin lama semakin sempit dan masuk hutan-hutan.
“Saya semakin takut pak, jalan semakin gelap. Terus saya pinjam telphone lagi dia tidak mau pinjamkan,”ujarnya.
Karena takut dan mobil semakin digas kencang EH mencoba meminta tolong tetapi jendela mobil sudah di kuncinya.
“Jendela di kuncinya, nah kebetulan saat itu kami lewat tempat orang sedekah yasinan langsung saya teriak. Warga yang melihat langsung mengejar mobil tetapi sopir travel semakin injek gas,”ungkapnya.
Warga yang mengejar cukup banyak menggunakan sepeda motor, melihat dari belakang kosong mobil diberhentikan.
“Saya disuruh turun, untung ada bapak-bapak dan ibu-ibu langsung menolong saya. Dia langsung lari tidak tahu kemana lagi. Saya pesan travel JM,”jelasnya.
Penuturan Keluarga
Sementara, Resi kakak pertama korban menyebutkan sebelum pergi ke Palembang sang adik sempat bertengkar dengan sang adik dibawahnya.
EH merupakan anak kelima dari enam saudara.
“Dia bertengkar dulu sama adiknya yang nomor enam, karena ngamuk-ngamuk dan kesal dia langsung mesan JM Travel ke Palembang bukan Rindi Travel. Memang EH mempunyai tujuan ke Palembang untuk mengikuti seminar,,”kata Resi.
Menurutnya sang adik memang akhir-akhir ini sedikit menjadi pemarah, mungkin dikarenakan faktor penyakit jantung yang diidapnya.
“Kalau ke Palembang lah biase die, untuk berobat jantung terus ke rumah teman. Kalau keadaan sekarang dia lagi di rumah keluarga dan kondisinya Alhamdulillah sehat,”tutupnya. (SP/ Fajeri)