Berita Prabumulih
Ribuan Lalat Serbu Perkampungan Warga Prabumulih, Akibat 20 Ton Kotoran Diletakkan di Jalan
Ribuan Lalat Serbu Perkampungan Warga Prabumulih, Akibat 20 Ton Kotoran Diletakkan di Jalan
Penulis: Edison |
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Prabumulih menindaklanjuti banyaknya lalat yang dikeluhkan masyarakat Dusun Bunut Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Prabumulih Timur.
Dinas lingkungan hidup langsung menerjunkan beberapa personil mendatangi kandang ayam yang diduga sebagai penyebab banyaknya lalat di perkampungan warga, Jumat (7/2/2020).
Para personel DLH itu guna memastikan penyebab banyak lalat dan memberikan sosialisasi serta himbauan sehingga lalat bisa diminimalisir meski adanya perusahaan ayam potong.
"Kita sudah beberapa kali turun, petama kita turun pada Rabu lalu dan kembali melakukan monitoring langsung ke dugaan penyebab banyaknya lalat di kampung warga," ujar Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Hary Wahyudi.
• Seusai Habisi 16 Durian, Bripka Ruli Anggota Polsek Talang Ubi Sampai Alami Hal Ini
• Aksi Bocah SD Lawan Empat Penculik, Lolos Berkat Kegigihan, Sudah Firasat Dibuntuti Sebelum Ditarik
Hary mengatakan, setelah melakukan tinjauan ke lapangan dan pabrik, menemukan hasil jika lalat diduga disebabkan oleh kotoran ayam namun bukan dari dalam pabrik tapi tumpukan yang telah dibeli pihak ketiga.
"Jadi di dalam perusahaan itu kotoran ayam dibeli pihak ketiga dan sudah bersih. Kotoran ayam itu dibeli untuk dijadikan pupuk dan dijual kembali, namun dalam kegiatan itu ada sedikit kesalahan dimana pihak ketiga meletakkan di pinggir jalan tanpa tutup," bebernya.
Lebih lanjut Hary mengatakan, tumpukan karung-karung berisi kotoran ayam yang tanpa penutup dan berada tak jauh dari perkampungan itu diduga menyebabkan lalat banyak ke rumah-rumah warga.
"Semestinya diletakkan di dalam gudang dan tidak boleh kena hujan, sehingga selain tidak meninggalkan bau juga tidak mengundang lalat datang," lanjutnya.
Untuk itu pihaknya mendatangi perusahaan kandang ayam dan memangil pihak ketiga untuk diberikan arahan serta sosialisasi.
"Pihak perusahaan memang telah rutin melakukan aktivitas penyemprotan dan memberikan kepada masyarakat dam pihak ketiga ketika kami jelaskan kesalahan mereka menyanggupi pengolahan limbah kandang itu untuk dilakukan didalam gudang dan tumpukan karung kotoran ayam sudah mulai diangkut," bebernya.
Selain itu menurut Hary, pihaknya memberikan saran kepada pihak perusahaan agar supaya menjadwalkan pemberian pupuk untuk mengusir lalat ke rumah-rumah warga menggunakan semprot.
"Apakah seminggu sekali, sebulan sekali atau lainnya untuk mengurangi lalat dan perusahaan menyanggupi," tambahnya seraya mengharpakan warga warga setempat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Sementara pihak ketiga Pengelola kotoran ayam, Siska Antoni membenarkan DLH sudah turun dan lalat yang dikeluhkan warga terindikasi dari tumpukan pupuk kotoran ayam yang dibelinya kurang diperlakukan sesuai komitmen.
"DLH sudah turun dari Rabu lalu dan kami sudah melakukan tindakan sesuai kesepakatan, sejak Kamis kami sudah memindahan pupuk kotoran ayam dan diperlakukan seperti yang disarankan pihak dinas," bebernya.
Pria yang akrab disapa Ateng ini menuturkan jika sebelumnya ia meletakkan tumpukan puluhan karung kotoran ayam dekat dengan perkampungan warga atau hanya jarak 2 kilometer.