Penuh Derai Air Mata, Momen Ibunda Ambil Ijazah Anak yang Meninggal Dunia Jelang Wisuda Karena Kista
Ia mengatakan bahkan sidang skripsi anaknya harus dilakukan diruang inap Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso.
“Pada 14 oktober dia kembali di operasi lagi. Pada saat itu skripsinya sudah rapi tapi dirinya bisa ikut wisuda di Januari karena memang di tahun 2019 terkendala artikelnya belum selesai. Dengan begitu dia menunggu wisuda di Januari,” ujarnya

Jadi selama menunggu waktu wisuda dia merasa demam lagi padahal sebelumnya sudah sehat dan semua urusan
skripsi sudah selesai tinggal waktu wisuda saja.
Saat sakit lagi ditanyakan ke pihak RSUD Soedarso ternyata obatnya sudah habis.
Padahal sebelumnya sudah diberitahu bisa kemo di RSUD Soedarso, tapi setelah menunggu ternyata tidak ada obat dan diberi surat rujukan ke Jakarta karena ada merasa sakit lagi .
“Operasi sebelumnya 4 jam dilakukan karena dilakukan operasi besar dan sudah terlewati dan berhasil. Tapi penyakitnya kambuh akhirnya di kemo di Jakarta dan ditemani neneknya. Namun ketika Datang kesana tidak dilayani sesuai dengan surat rujukan dan harus periksa dari awal lagi,” ujarnya.
Pada 22 Desember baru bisa masuk rawat inap di RS Cipto Mangunkusomo Jakarta dan baru bisa ditangani.
Saat itu Hemoglobin Lita sudah menurun melihat seperti itu ternyata tumor sudah tumbuh lagi .
Saat itu dokter menolak untuk operasi karena baru operasi dan dilakukan kemo . Dengan kondisi Hb membaik namun fisik menurun.
Pada 25 Desember Lita masih video call dengan ibunda dan ada beberapa hal yang Lita sampaikan.
“Mama saya mohon maaf saya tidak bisa memenuhi harapan mama. Saya tidak bisa ikut wisuda. Saya capek dan sakit infus sudah di pasang dimana-mana,” ujar Eny menirukan perkataan Almarhumah Lita
Dia meminta ibundanya untuk menjemputnya. Namun Eny belum bisa ke Jakarta karena ada tugas di hari yang sama karena itu tugas dari provinsi sebagai bawahan dirinya tentu harus mengikuti apa yang telah menjadi tugasnya.
Eny hanya bisa memberikan semangat dari jauh. Pada 26 Desember 2019 ia kembali menelpon anaknya sedsng terbaring sakit di Jakarta.
Saat itu Lita katakan ingin melihat wajah sang ibunda.
“Dia bertanya kapan saya ke Jakarta dan selalu minta jemput karena memang tidak kuat dengan obat disitu. Ada satu obat menolak. 27 Desember Lita sudah mulai berbeda. Saya pun sampai di Jakarta 28 Desember . Di perjalanan saya berdoa diatas pesawat karena melihat cuaca buruk dan hp saya matikan,” jelasnya.
Bahkan saat natal terakhir harus dilewati Lita di Rumah Sakit bersama nenek tercinta.