Banjir di Prabumulih dan PALI

Banjir Rendam Rumah Warga Prabumulih dan PALI, Ratusan Jiwa Mengungsi

Banjir Rendam Rumah Warga Prabumulih dan PALI, Ratusan Jiwa Mengungsi Sebanyak 824 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban banjir.

Penulis: Edison |
Tribunsumsel.com
Tim gabungan saat meninjau korban bencana banjir di 2 desa Kecamatan Tanah Abang Kabupaten PALI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Banjir melanda Kota Prabumulih dan Kabupaten PALI.

Dampak banjir tersebut, membuat ratusan jiwa mengungsi.

Banjir terparah terjadi di PALI, ada dua desa yang terendam banjir.

Sebanyak 824 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban banjir.

"Saat ini banjir di Desa Curup sedikit surut, dengan ketinggian air sekitar 130 CM. Melihat kondisi ini, Pemkab PALI menyalurkan bantuan sebagai bukti kepedulian pemerintah terhadap warganya," ungkap Junaidi, Jumat.

Selain itu, lanjut dia, Pemkab PALI juga telah mendirikan posko banjir di Desa Curup yang akan melayani warga yang hendak mengungsi atau untuk pelayanan kesehatan.

Paman Ngaku Khilaf Perkosa Keponakannya Sejak Korban Duduk di Bangku SD Hingga SMK

BREAKING NEWS: Polisi Umumkan Hasil Autopsi Jenazah Lina Zubaedah, Berikut Faktanya

"Kita siaga 24 jam pada Posko banjir, sebab meski air sudah surut bukan berarti musibah ini telah berakhir mengingat hujan masih cukup tinggi intensitasnya," jelasnya.

Kapolres PALI mengingatkan warga untuk tetap waspada hadapi banjir, terutama mengawasi anak-anaknya agar tidak main atau mandi digenangan banjir.

"Karena saat ini air cukup deras dan bisa saja ada binatang berbisa berada ditengah banjir," ujarnya.

Di Prabumulih, sebanyak delapan rumah warga di bantaran sungai Senuling Desa Jungai Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT) kota Prabumulih, terendam banjir, Jumat (31/01/2020).

Tidak hanya rumah, banjir akibat tingginya curah hujan itu juga merendam beberapa hektare lahan sawit dan karet milik warga desa Jungai.

Selain itu, banjir akibat luapan sungai Senuling tersebut juga merendam jalan yang menuju desa Rambang Senuling Kecamatan RKT Kota Prabumulih.

Delapan rumah yang terendam banjir kebanyakan jenis rumah semi permanen yang pendek atau bukan rumah panggung. Untuk ketinggian air bervariatif, terparah mencapai paha pria dewasa, sementara rumah warga yang berada persis dekat pinggir sungai ketinggian air mencapai pinggang.

Viral Kereta yang Ditumpangi Wapres Maruf Amin Ganggu Jadwal KRL, Jubir Minta Maaf

Dari delapan rumah terendam banjir tersebut, satu keluarga yang mengalami banjir parah yakni rumah Saleha terpaksa harus mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena banjir.

Selain tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja, sekolah maupun pergi ke ladang, akibat banjir itu anak Saleha yang masih kecil mengalami sakit diare dan batuk pilek.

"Kami terpaksa mengungsi karena rumah telah tenggelam oleh air, ketinggian mencapai pinggang," ungkap Ruslaiti ketika diwawancarai sejumlah wartawan di depan rumahnya yang terkena banjir.

Ruslaiti mengatakan, saat banjir datang dirinya bersama sang anak dan suami sedang tidur di kamar namun tiba-tiba mendapati bantal mengambang.

"Banjir mulai setelah magrib sekitar pukul 19.00, saat itu bantal hanyut dan kasur basah dan belum beberapa lama semua barang terendam termasuk kasur. Kami terpaksa pindah mengungsi ke rumah tetangga," ungkapnya.

Sementara Soleha mengaku meski rumahnya tidak kebanjiran karena merupakan rumah panggung namun barang-barang seperti kayu bakar, hewan ternak serta kolam ikan terendam air banjir.

"Ini belum parah pak, biasanya banjir mencapai 3 meter sampai ke lantai rumah kami dan rumah lainnya tenggelam, semoga saja tidak banjir parah seperti dulu," katanya.

Kapolsek RKT bersama jajaran langsung memberikan bantuan berupa beras kepada para korban banjir di Desa Jungai tersebut.

"Kami memberikan bantuan alakadarnya untuk korban banjir karena mereka tidak bisa beraktifitas bekerja akibat banjir," kata Kapolsek RKT, Iptu Budiono.

Terpisah, Camat Rambang Kapak Tengah, Fanal Safri mengaku pihaknya telah mendata dan turun bersama kepolisian serta dinas kesehatan untuk memberikan bantuan kepada warga baik berupa makanan maupun pelayanan kesehatan.

Warga Alami Gatal-gatal

Sementara itu, Plt Kepala Dinkes PALI, Mudakir menyebutkan bahwa warga telah banyak mengeluhkan berbagai penyakit.

Dimana, jelas dia sejak didirikannya posko banjir, pihaknya telah melayani sedikitnya 30 orang yang alami gatal-gatal.

"Posko kita siapkan, tim PSC 119 kita siagakan dibantu bidan desa untuk bantu korban banjir." ujarnya.

"Rata-rata yang dikeluhkan warga saat ini adalah gatal-gatal, tetapi ada juga yang alami hipertensi dan asam urat atau rematik terutama bagi lansia. Untuk perlengkapan medis dan obat-obatan cukup tersedia," jelas Mudakir. (Edison/Reigen)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved