Pemkot Lubuklinggau Kesulitan Cari Investor Bangun Pasar Inpres Lubuklinggau
Rencana revitalisasi pasar Intruksi Presiden (Inpres) Kota Lubuklinggau menjadi pasar grosir oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau (Pemkot)
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Rencana revitalisasi pasar Intruksi Presiden (Inpres) Kota Lubuklinggau menjadi pasar grosir oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau (Pemkot) belum bisa terwujud dalam waktu dekat.
Saat ini Pemkot Lubuklinggau tengah berupaya mencari investor, setelah wacana Pemkot untuk meminjam dana dari PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI), yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dibawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI gagal terwujud.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau, Rahman Sani mengaku terus berupaya mencarikan investor lain yang mau menanamkan modalnya untuk membangun pasar Inpres tersebut.
"Kemarin kita mau pijam dengan PT SMI itu. Tapi gagal, karena ada yang tidak sesuai, sekarang kita mencari solusi dan berupaya menawarkan dengan investor yang mau berinvestasi," kata Rahman pada wartawan, Kamis (30/1).
Rahman menjelaskan semula rencana pembangun pasar Inpres itu terkendala penyerahan aset dari kabupaten Mura ke Pemkot dan pembangunan juga terkendala sengketa dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
"Kemarin -kemarin masalah sengketa dengan PT. KAI. Tapi sekarang sudah selesai, sekarang kita tengah fokus mencarikan investor yang mau membangun pasar itu," ungkapnya.
Rahman pun mengaku, jika saat ini Pasar Inpres itu tidak lagi representatif untuk pedagang berjualan, karena dibeberapa bagian pasar banyak bangunan sudah lapuk dan nyaris ambruk.
"Terutama di blok B itu, tapi kita sudah himbau kepada para pedagang, jika ada apa-apa bukan salah Pemkot lagi, nampaknya mereka juga sudah tahu itu," paparnya. (Joy)
