Cerita Khas Palembang
Mengenal Kompol Sutrisno, Sosok di Balik Terbentuknya Tim Hunter Polrestabes Palembang
Sutrisno yang besar di Kabupaten Muaraenim mengaku, setiap hari Minggu selalu datang ke Palembang untuk membeli ikan asin
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
Hal itu dirasakannya sendiri ketika tertangkap personil Polres Poso yang mengganggap dirinya mata-mata kaki tangan dari Santoso.
"Saya dibawa ke Polres dan digebuki anggota yang pangkatnya masih Bintara. Karena memang tugas, saya tidak mengaku kalau saya seorang anggota polisi berpangkat Iptu."
"Selesai digebuki, saya sempat dibawa menghadap Kapolres untuk diinterogasi. Ketika itulah Kapolda Sulawesi Tengah bapak Badruddin Haiti menelepon Kapolres, menyatakan kalau saya Intel Densus yang sedang menyamar untuk masuk ke markas Santoso. Baru saya dilepaskan," ungkapnya.
Tak lama berselang, usai menjadi Intel Densus 88 Anti Teror ia ditugaskan sebagai salah satu Kapolsek di wilayah Poso.
• Tim Hunter Sabhara Polrestabes Siap Bikin Palembang Seperti Neraka Bagi Para Penjahat
Beberapa anggota polisi yang pernah memukulinya, terkejut ternyata orang yang pernah dipukuli merupakan seorang perwira.
Meski sempat dipukuli anggota berpangkat bintara, ia tidak mempermasalahkannya karena saat itu sedang menjalankan tugas.
Ia menyadari risiko sebagai seorang anggota Intel yang menyamar, tidak boleh penyamaran yang dilakukan terbongkar.
Meski resikonya harus digebuki anggota berpangkat bintara.
"Di sana, Polsek saya sempat dibom teroris. Karena, mereka tahu kalau saya seorang anggota polisi. Teror sempat terus terjadi, sampai akhirnya rombongan Santoso ditangkap dan ditembak mati," ungkapnya.
Ketika disinggung mengenai tugasnya sebagai di Polrestabes Palembang sebagai Kasat Sabhara, pria lulusan SIPSS 1999 sudah meniatkan di dalam hati untuk bisa membuat masyarakat merasa aman dalam beraktivitas.
Dari pemikiran, ia yang dipercaya sebagai Kasat Shabara Polrestabes Palembang berinisiatif untuk membuat tim.
Awalnya, ia mengusulkan nama tim yakni Gada dan Hunter.
Dengan membuat perencanaan, pengorganisasian, susun SOP, cara bertindak, pengendalian kegiatan, itu yang dihadapkan ke Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji.
"Disetujui Kapolrestabes tim Hunter. Kapolrestabes setuju, meskk awalnya perlengkapan kurang, tetapi karena harus terlaksana langsung dilaksanakan."
"Restu kapolrestabes yang sangat besar, membuat saya yakin tindakan yang dilakukan. Ini hanya untuk menjawab keluhan masyarakat," katanya.
• Aksi Team Hunter Palembang: Terbongkar, Ternyata Banyak Juru Parkir Tak Punya Surat