Cerita Khas Palembang
Fenomena Membawa Senjata Tajam di Kota Metropolis Palembang, Polisi Ingatkan Tindak Tegas
Beberapa hari belakangan ini, Tim Hunter Satuan Sabhara Polrestabes Palembang banyak menemukan warga membawa senjata tajam (sajam) di tempat umum
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Beberapa hari belakangan ini, Tim Hunter Satuan Sabhara Polrestabes Palembang banyak menemukan warga membawa senjata tajam (sajam) di tempat umum.
Senjata tajam berbagai jenis mulai dari pisau lipat, parang hingga celurit ditemukan terselip di pakaian warga yang terjaring operasi Harkamtibmas.
"Budaya masyarakat kita bawa sajam (senjata tajam) perlu diubah. Tindakan pencegahan dan imbauan terus kami lakukan," kata Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji melalui Kasat Sabhara, Kompol Sutrisno, Senin (27/1/2020).
Beberapa orang yang tertangkap membawa sajam, berdalih demi menjaga diri dari tindak kejahatan.
"Tidak ada itu (bawa sajam demi keselamatan), jangan alasan. Masyarakat memang harus menjadi polisi bagi diri sendiri, artinya waspada terhadap potensi kejahatan, tapi tidak dengan membawa senjata tajam," jelas Sutrisno.
Tim Hunter saat ini terus melaksanakan patroli 24 guna memberantas penyakit masyarakat, termasuk kepemilikan sajam.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak membawa sajam jika tidak ingin berurusan dengan polisi.
• Team Hunter Tangkap Pemuda Bercelurit di Ilir Timur II, Gerak-gerik Mencurigakan
"Kami mengimbau masyarakat jangan bawa sajam saat beraktivitas di luar rumah, jangan! Kalau kedapatan, tanggung sendiri risikonya. Kami tindak tegas betul," tegas Sutrisno.
Kapolda Kapolda Sumsel Irjen Pol Priyo Widyanto juga mengharapkan, kebiasaan membawa senjata tajam di pinggang dan "Tujah" harus dapat dihilangkan.
Karena itu kebiasaan buruk yang juga membuat nama Palembang dan Sumsel juga dikenal buruk.
Kebiasaan membawa sajam di pinggang membawa dampak buruk.
Tindakan kriminal yang terbilang cukup tinggi di Sumsel, kerap kali identik dengan menggunakan senjata tajam.
Dari itulah, peraih penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama ini terus berupaya untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat membawa sajam di pinggang.
Sosialisasi tinggalkan senjata tajam juga selalu disampaikan melalui program safari Jumat, safari subuh dan program-program lainnya.
Ia selalu memberi pengertian kepada tokoh masyarakat untuk meneruskan pesan supaya tidak membawa sajam di pinggang ketika keluar rumah.
• Menkes Sebut Virus Corona Bukan dari Kelelawar, Mantan Intelijen Sebut Corona Senjata Biologis