Heboh Kerajaan Kandang Wesi di Garut setelah Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire. Begini Wujudnya
Di dalam bangunan tersebut, juga ada beberapa patung dan lukisan. Nurseno menyebutkan, ada sebuah batu pamegaran yang menjadi asal usul Kandang Wesi.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNSUMSEl.COM, GARUT - Sempat heboh kemunculan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini muncul kerajaan baru.
Yakni Kerajaan Kandang Wesi di Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut.
Kerajaan ini berada di tengah pemukiman masyarakat.
Warga bahkan lebih mengenalnya sebagai padepokan bela diri ketimbang kerajaan.
Di area Kandang Wesi itu, terdapat sebuah bangunan sederhana. Hanya ada tiang-tiang kayu yang ditutupi dengan tirai berwarna-warni. Di dalam bangunan itu, terdapat beberapa kursi tempat Nurseno SP Utomo, Raja Kandang Wesi, menerima tamu.
Di dalam bangunan tersebut, juga ada beberapa patung dan lukisan. Nurseno menyebutkan, ada sebuah batu pamegaran yang menjadi asal usul Kandang Wesi.

Di sekitar area kerajaan, masih rimbun dengan pepohonan. Terdapat juga sebuah mata air.
Lokasi Kandang Wesi harus ditempuh selama tiga jam perjalanan dari Garut. Dari jalan utama menuju lokasi juga cukup jauh sekitar 15 menit.
Nurseno mengatakan, ia melatih warga setempat untuk belajar bela diri. Ia juga ingin masyarakat bisa menjaga lingkungan dengan pelestarian kebudayaan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Garut, Wahyudijaya, menuturkan akan meminta klarifikasi terkait Kerajaan Kandang Wesi. Menurutnya, nama Kerajaan Kandang Wesi dan Padepokan Syahbandar Kari Madi tak tercatat di pihaknya.
"Rencananya sore ini saya mau minta klarifikasi. Sekarang belum bisa berbicara banyak. Nanti setelah klarifikasi, baru bisa menjelaskan mengenai persoalan ini," ujar Wahyu.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Begini Penampakan Lokasi Kerajaan Kandang Wesi di Pakenjeng Garut

Raja buka suara
Setelah muncul nama Keraton Agung Sejagat, kemudian Sunda Empire, kini muncul nama lainnya.
Yakni Kerajaan Kandang Wesi di Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng.
Nurseno SP Utomo, jadi sosok yang disorot warga Garut karena disebut menjadi seorang raja.
Apalagi sampai mematok iuran bagi yang ingin menjadi pengikutnya.
"Saya kira ini isu biasa saja. Euforia dari apa yang terjadi tentang banyaknya orang yang mengklaim kerajaan-kerajaan," ujar Nurseno SP Utomo.
Gelar raja yang dimilikinya, disebut Nurseno SP Utomo merupakan penghargaan atas jasanya mendirikan padepokan Syahbandar Kari Madi (SKM).
Padepokan bela diri itu ia dirikan tahun 1998.
"Pada tahun 2014, saya mendapat pengakuan sebagai Raja Kandang Wesi dari forum komunikasi raja-raja dan sultan Nusantara yang diketuai Maskut Toyib," ucapnya.
Maskut Toyib, katanya, merupakan kepala budaya Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Raja yang diembannya itu hanya sebagai gelar.
Ia membantah pernah mendirikan sebuah kerajaan.
"Sejarahnya itu Kandang Wesi dulunya memang ada kerajaan. Itu sudah ada penelitiannya. Saya hanya sebagai pemangku adat untuk menjaga budaya di sana," katanya.
Nurseno mengatakan, ia juga tak pernah mendeklarasikan diri menjadi seorang raja.
Para murid di padepokan bela dirinya juga tak disebut sebagai pengikut kerajaan.
Apalagi sampai memakai kostum khusus seperti Sunda Empire atau Keraton Agung Sejagat.
"Saya ada kostum tapi hanya untuk saya. Murid saya yang lain tidak pakai kostum. Tidak ada pangkat-pangkat. Semua itu hanya untuk menjaga budaya saja," ucapnya. (Firman Wijaksana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Usai Geger Sunda Empire, Ada Raja Kandang Wesi di Garut, Ini Pernyataan Sang Raja