Berita Prabumulih

Kisah Keluarga tak Mampu di Prabumulih, Punya Anak Kekurangan Gizi, Tinggal di Gubuk Kecil

Rahiza, seorang balita berusia 2 tahun di Prabumulih menderita kurang gizi dan kurang asupan vitamin

Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Edison
Rahiza, seorang balita berusia 2 tahun di Prabumulih menderita kurang gizi sedang digendong ibunya di rumahnya Jalan Durian Flores Kelurahan Gunung Ibul Barat Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Rahiza, seorang balita berusia 2 tahun di Prabumulih menderita kurang gizi dan kurang asupan vitamin.

Rahiza mengalami ini sejak umur 9 bulan akibat ayahnya Hendrik serta ibunya Reni merupakan keluarga tidak mampu.

Pertumbuhan balita yang tinggal di Jalan Durian Flores Kelurahan Gunung Ibul Barat Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih itu tidak seperti anak pada umumnya.

Jika balita pada umumnya diusia 2 tahun memiliki berat badan antara 10-11 kilogram, Rahiza justru hanya memiliki berat 7 kilogram.

Selain itu, jika biasanya anak kecil usia itu lincah dan semangat bermain, Rahiza justru pendiam dan tubuhnya seperti layu.

Hendrik ayah Rahiza hanya bekerja serabutan dan penghasilan tidak menentu.

Rahiza, seorang balita berusia 2 tahun di Prabumulih menderita kurang gizi dan kurang asupan vitamin sedang digendong ibunya.
Rahiza, seorang balita berusia 2 tahun di Prabumulih menderita kurang gizi dan kurang asupan vitamin sedang digendong ibunya. (Tribun Sumsel/ Edison)

Sementara ibunya Reni kesehariannya bekerja sebagai tukang cuci piring di salah satu Sekolah SD IT yang ada di Kota Prabumulih.

Reni dan suami bersama orang tua dan kedua anaknya tinggal di sebuah gubuk yang amat tidak layak huni.

Dinding rumah sebagian seng dan kayu penuh tambalan atap jerami bercampur seng terkadang masih merasakan bocor air hujan serta dinginnya angin ketika malam.

Rumah tempat tinggal mereka terpaksa menumpang di tanah milik PT KAI.

Jangankan mau memperbaiki tempat tinggal, untuk makan dan kebutuhan sehari-hari saja suami istri itu harus banting tulang memenuhinya.

Kondisi miskin dan tempat tinggal tak layak tersebut menyebabkan Rahiza mengalami gizi buruk.

Meski demikian Reni sang ibu Rahiza mengaku jika setiap bulannya mendapat bantuan berupa obat vitamin, roti dan juga susu yang diberikan dari puskesmas.

Tebing Tinggi Sedang Puncak Musim Durian, Ukuran Jumbo Dijual Rp 20 Ribu

"Namun untuk berobat ke puskesmas kami tidak mampu karena kami belum punya kartu berobat gratis dari pemerintah atau KIS dikarenakan kemarin terkendala oleh Kartu Keluarga dan KTP tapi sudah diurus," kata Reni dibincangi wartawan di rumahnya, Kamis (23/01/2020).

Reni mengatakan, anaknya sering mendapatkan pemeriksaan rutin dari bidan apalagi sejak dinyatakan kekurangan gizi dan pertumbuhannya tidak seperti bocah normal pada umumnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved