Mayat di Kemang Manis

Ternyata Dibunuh Perempuan, Akhirnya Terbongkar Misteri Kematian Kader PDI Perjuangan

Akhirnya teka-teki kematian Darius alias Bonar (65) mantan ketua PAC PDI Perjuangan terbongkar.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Olah TKP di Kediaman Bonar, kader PDI Perjuangan yang ditemukan tewas di rumahnya di Kemang Manis Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Akhirnya misteri kematian Darius alias Bonar (65) mantan ketua PAC PDI Perjuangan terbongkar.

Pria yang juga penjaga pasar 16 Ilir itu ternyata memang dibunuh. Pembunuhnya ternyata adalah perempuan.

Tersangka ternyata seorang wanita berusia 24 tahun bernama Satriana alias Yana.

Menurut Kapolsekta Ilir Barat (IB) II, Kompol Dudi Novery, tersangka membunuh korban karena sakit hati sering diejek.

"Motifnya dendam. Saat ada kesempatan bertamu ke rumah korban, tersangka menghabisi nyawa korban," kata Dudi saat rilis tersangka di Mapolsekta IB II, Kamis (16/1/2020) petang.

Saat berada di rumah tersangka di Kelurahan Kemang Manis, Kecamatan IB II, korban yang dalam pengaruh minuman keras kembali mengolok tersangka hingga tersulut emosinya.

Tersangka pun lalu naik pitam dan mengambil sebatang besi yang terletak di dalam rumah dan menghujamkannya ke tubuh korban.

"Tersangka memukul korban menggunakan sebatang besi sebanyak empat kali, dua kali di dada, dan di kening dan leher masing-masing satu kali," kata Dudi.

Polisi pun bergerak cepat dan berhasil meringkus tersangka di sebuah tempat di Kecamatan Seberang Ulu (SU) I pada Selasa (14/1/2020) lalu.

Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebatang besi yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban.

"Tersangka dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun," jelasnya.

Sementara tersangka Yana mengaku sakit hati karena korban kerap merendahkannya.

"Dia (korban) sering hina saya jelek, mirip laki-laki, banyak hinaan dia ke saya," kata Yana.

Wanita asal Pendopo, PALI tersebut mengaku tak kuasa menahan emosi hingga nekat menghabisi nyawa korban.

"Saya pukul saja korban pakai besi. Tapi saya sekarang menyesal," kata dia.

Keseharaian Korban

Ketua DPD PDIP Sumsel Giri Ramanda membenarkan, Darius alias Bonar (65 tahun), warga Jalan Kemang Manis RT 07 RW 03 Kelurahan Kemang Manis Kecamatan Ilir Barat II Palembang, ditemukan tewas dalam di kediamannya, Jumat (10/1/2020) merupakan kader partai berlambang banteng dengan moncong putih tersebut.

"Iya (kader), almarhum mantan Ketua PAC IB (Pengurus Anak Cabang Ilir Barat) II," kata Giri, saat dihubungi Tribun Sumsel, Sabtu (11/1/2020).

Giri yang mengaku sedang ada kegiatan Rakernas PDIP di Jakarta ini, tidak mengetahui secara pasti sosok dan penyebab bonar meninggal dunia, dan menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

 Mayat di Kemang Manis: Ada Tanda Kekerasan di Kening Bonar, Tapi Keluarga Cuma Izinkan Visum Luar

 Tanggapi Hasil visum Jenazah Bonar, Keluarga Serahkan Segala Urusan pada Polisi  

"Nah, saya tidak tahu juga," capnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Bendahara DPC PDIP Kota Palembang Darwin, jika almarhum masih tercatat sebagai kader PDIP.

"Iya, kader PDIP)," tuturnya.

Darwin sendiri tidak mengetahui penyebab Bonar meninggal, dan mengaku sudah lama tidak bertemu dengan almarhum.

"Untuk sejauh ini belum terkonfirmasi (penyebab meninggalnya), kita dapat dari berita juga," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, 

Darius alias Bonar (65 tahun), ditemukan tewas di rumahnya, Jumat (10/1/2020).

Bonar selama ini tinggal sendirian di rumahnnya di Jalan Kemang Manis RT 07 RW 03 Kelurahan Kemang Manis Kecamatan Ilir Barat II Palembang.

Dalam kesehariannya, pria yang bekerja sebagai penjaga malam di Pasar 16 Ilir Palembang itu, diketahui memang tinggal seorang diri.

Menurut warga sekitar, Bonar tadinya seorang pengurus partai politik tingkat Kecamatan.

Namun sekarang tidak lagi jadi pengurus melainkan hanya sebagai kader.

Jika ada calon DPR yang mau mencalonkan diri, Bonar selalu mendatangi rumah warga untuk memberikan kalender dan sosialisai tentang calon tersebut.

Diketahui rumah yang ditempati Bonar ialah rumah ayahnya.

Karena ayah dan ibu nya sudah meninggal dan tidak ada yang mengurusi rumah tersbut, jadilah ia yang menempati rumah itu.

Masani, warga sekitar mengatakan, Bonar ialah orang yang sangat baik dan ramah di lingkungan rumahnya.

Ia sering memberikan uang kepada anak kecil jika bertemu di jalan.

"Bonar ialah orang yang ramah dan baik terhadap anak kecil," ujarnya.

Mat Bonel, tetangga korban saat ditemui di depan Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara menuturkan, Bonar baru diketahui meningal setelah warga menerima laporan dari Putra yang merupakan anak angkat korban.

Saat itu, Putra hendak meminta pisang dari pohon yang berada di halaman rumah Bonar.

Ketika memasuki rumah, ia merasa curiga sebab pintu masuk dalam keadaan sedikit terbuka dengan keadaan ruang depan yang gelap gulita.

Padahal hari sudah menunjukkan hampir sore hari.

Kecurigaan Putra semakin bertambah ketika pintu depan dibuka lebar.

Seketika tercium bau busuk begitu menusuk hidung dari dalam rumah.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved