Rumah Sakit Diduga Tahan Bayi
Direktur Rumah Sakit : Bayi Belum Boleh Pulang Jika Tidak Ada Penjamin Bayar Tunggakan
Direktur RS Fadillah, drg Mariska memberikan klarifikasi terkait kabar adanya keluarga pasien yang mengaku tak bisa membawa pulang bayinya.
Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
Mariska menceritakan, awal sang ibu Yul Armi dan Febriyanto datang ke rumah sakit untuk persalinan.
Sang ibu dijamin oleh BPJS mandiri sementara dua anaknya setelah tergolong tidak normal memiliki berat 1,5 kilogram sehingga harus dirawat di tabung inkubator.
"Setelah lahir satu bayi meninggal dunia dan ada billing tagihan Rp 2,6 juta lalu dibayar keluarga dan bayi yang meninggal dibawa pulang untuk dimakamkan."
"Kami kemudian memberi saran agar keluarga mengurus BPJS sehingga perawatan bayi tidak kena biaya dan pihak rumah sakit merujuk ke RSUD Prabumulih, namun ayah bayi tidak mau dirujuk dan agar tetap di RS Fadillah," katanya.
Mariska mengatakan, pihak rumah sakit telah menemui kedua keluarga si bayi dan nenek serta lainnya untuk penyelesaian administrasi karena dari 23 September hingga 2 Desember biaya tunggakan telah mencapai Rp 33 juta.
"Kita temui tapi tidak ada solusi, sebetulnya kami hanya ada konfirmasi dari keluarga mengenai penyelesaian administrasi karena baik ibu dan ayah si bayi sangat susah dihubungi,"
"Sudah tiga kali dilakukan pertemuan baik dengan dinas dan para RT, RW, Lurah dan hasilnya keluarga menyatakan tidak mampu membayar," katanya.
Padahal rumah sakit sudah melakukan pemotongan biaya baik dari bantuan donatur maupun dari potongan rumah sakit, dari total Rp 33 juta tinggal Rp 17 juta karena di diskon Rp 10 juta.
"Bayi ini sebetulnya sudah layak pulang tapi dari keluarga belum ada konfirmasi bagaimana mengambil bayi ini, terakhir kami bertemu bersama lurah, RT dan RW ada kesepakatan dari sang ayah bayi jika dirinya akan menyelesaikan administrasi hingga 17 Januari 2020"
"Ayahnya mengaku tidak sanggup akan mencarikan sendiri orang yang akan mengadopsi, jadi adopsi bukan kami," bebernya.
"Rumah sakit sudah membantu meringankan beban sang ayah dengan diskon senilai Rp 10 juta, kami sudah kurangi sekian banyak bahkan billing kami tutup 2 Desember lalu dan dari sana kami rawat sendiri anak itu dengan bantuan popok dan susu dari pegawai secara gratis," lanjutnya.
Terkait Adopsi, Mariska menegaskan, Febriyanto yang merupakan ayah bayi mengeluarkan pernyataan kalau ada temannya yang ingin mengadopsi anaknya sehingga ditunggu karena banyak pegawai rumah sakit mendengar akan diadopsi banyak yang mau.
"Jadi surat pernyataan itu dibuat sendiri dan disaksikan RT, RW dan lurah, kami sebetulnya siap melepas bayi ini namun siapa yang akan bertanggungjawab karena kedua orang tua dihubungi untuk beli popok dan susu saja tidak pernah aktif handphonenya,"
"Kami juga kasian karena bayi sudah sehat sudah layak dibawa pulang dan rumah sakit rentan penyakit tapi keluarga tidak ada yang konfirmasi," bebernya.
Pantauan Tribunsumsel.com, bayi Delfa Barqi Abbasy dirawat di ruang Neonatus dan mendapatkan perhatian serius dari petugas medis.