Rumah Sakit Diduga Tahan Bayi
Buruh di Prabumulih Tahan Rindu Gendong Bayinya, Ada Tunggakan Rumah Sakit Belum Boleh Pulang
Akibat tak bisa menebus biaya rumah sakit, bayi berumur 4 bulan buah hati pasangan ini belum boleh dibawa pulang
Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
"Kami kemudian memberi saran agar keluarga mengurus BPJS sehingga perawatan bayi tidak kena biaya dan pihak rumah sakit merujuk ke RSUD Prabumulih, namun ayah bayi tidak mau dirujuk dan agar tetap di RS Fadillah," katanya.
Mariska mengatakan, pihak rumah sakit telah menemui kedua keluarga si bayi dan nenek serta lainnya untuk penyelesaian administrasi karena dari 23 September hingga 2 Desember biaya tunggakan telah mencapai Rp 33 juta.
"Kita temui tapi tidak ada solusi, sebetulnya kami hanya ada konfirmasi dari keluarga mengenai penyelesaian administrasi karena baik ibu dan ayah si bayi sangat susah dihubungi,"
"Sudah tiga kali dilakukan pertemuan baik dengan dinas dan para RT, RW, Lurah dan hasilnya keluarga menyatakan tidak mampu membayar," katanya.
Padahal rumah sakit sudah melakukan pemotongan biaya baik dari bantuan donatur maupun dari potongan rumah sakit, dari total Rp 33 juta tinggal Rp 17 juta karena di diskon Rp 10 juta.
"Bayi ini sebetulnya sudah layak pulang tapi dari keluarga belum ada konfirmasi bagaimana mengambil bayi ini, terakhir kami bertemu bersama lurah, RT dan RW ada kesepakatan dari sang ayah bayi jika dirinya akan menyelesaikan administrasi hingga 17 Januari 2020"
"Ayahnya mengaku tidak sanggup akan mencarikan sendiri orang yang akan mengadopsi, jadi adopsi bukan kami," bebernya.
"Rumah sakit sudah membantu meringankan beban sang ayah dengan diskon senilai Rp 10 juta, kami sudah kurangi sekian banyak bahkan billing kami tutup 2 Desember lalu dan dari sana kami rawat sendiri anak itu dengan bantuan popok dan susu dari pegawai secara gratis," lanjutnya.
Terkait Adopsi, Mariska menegaskan, Febriyanto yang merupakan ayah bayi mengeluarkan pernyataan kalau ada temannya yang ingin mengadopsi anaknya sehingga ditunggu karena banyak pegawai rumah sakit mendengar akan diadopsi banyak yang mau.
"Jadi surat pernyataan itu dibuat sendiri dan disaksikan RT, RW dan lurah, kami sebetulnya siap melepas bayi ini namun siapa yang akan bertanggungjawab karena kedua orang tua dihubungi untuk beli popok dan susu saja tidak pernah aktif handphonenya,"
"Kami juga kasian karena bayi sudah sehat sudah layak dibawa pulang dan rumah sakit rentan penyakit tapi keluarga tidak ada yang konfirmasi," bebernya.
Pantauan Tribunsumsel.com, bayi Delfa Barqi Abbasy dirawat di ruang Neonatus dan mendapatkan perhatian serius dari petugas medis.
Dinkes Tidak Bisa Berbuat Banyak
Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Prabumulih, dr Happy Tedjo melalui Sekretaris dr Hesty Widianingsih mengungkapkan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah terkait bayi yang ditahan pihak rumah sakit swasta karena orang tua bayi belum bisa membayar administrasi.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah, karena memang saat ini bayi dalam keadaan sudah sehat dan rumah sakit sudah mempersilahkan membawa pulang dengan catatan asal administrasi dibayar," ungkap Hesty ketika dihubungi wartawan melalui telpon, Senin (13/01/2020).