Berita Muara Enim
Setelah Terkam Petani, Suara Harimau Masih Terdengar Dari Kebun Warga Kota Agung Muaraenim
Setelah menerkam petani, harimau diduga masih berada di sekitaran kebun warga Kota Agung, Kecamatan Semende Darat Tengah (SDT)
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM-Setelah menerkam petani, harimau diduga masih berada di sekitaran kebun warga Kota Agung, Kecamatan Semende Darat Tengah (SDT), Kabupaten Muaraenim.
Pasalnya suara auman harimau masih terdengar jelas dari kebun warga.
"Iya kemarin sekitar pukul 16.00 sampai pukul 17.00, auman Harimau masih terus terdengar," ujar Kades Kota Agung M Aminudin SH, Minggu (12/1/2020).
Menurut Aminudin, semenjak kemunculan Harimau yang meneror warganya, pihaknya bersama intansi terkait terus melakukan penjagaan di Desa.
Mereka juga terus menghimbau kepada warganya untuk tidak dahulu ke kebunnya sampai menunggu situasi benar-benar aman.
Apalagi suara auman Harimau masih sering terdengar di kebun milik warga yang cukup dekat demga perkampungan.
"Kita khawatir saja, kalau Harimau tersebut tiba-tiba masuk perkampungan," tegasnya.
Masih dikatakan Aminudin, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warganya, rencananya pihak BKSDA akan memasang perangkap Harimau.

Martam Terluka
Diberitakan sebelumnya Martam (56 tahun), warga Desa Kota Agung mengalami luka-luka akibat cakaran harimau di area perkebunan Kopi Talang Resam, Desa Penindaian, Kecamatan Semende Darat Laut (SDL), sekitar pukul 17.30, Kamis (9/1/2020).
Kejadian itu saat Martan mandi dan mencuci beras di pancuran air di pinggir kebun.
Setelah mandi, Martan kembali ke pondok di kebun.
Ternyata di tengah perjalanan saat pulang menuju pondok tempat bermalam yang berjarak sekitar 30 meter, tiba-tiba ia merasa ada yang mengikuti.
Ia refleks menoleh ke belakang.
Betapa kagetnya Martam ketika melihat seekor harimau berukuran sebesar anak sapi, hampir menerkamnya.
Ia spontan berteriak "harimau..." dan menepis Harimau sehingga tali penahan goloknya putus.
Harimau pun melepaskan cengkeramannya dan langsung duduk.
Melihat hal tersebut, Martam segera melompat menghindar dan berlari menuju ke pondok.
Setelah sampai di pondok, ia memeriksa kondisi badannya dan ternyata ada luka gores bekas cakaran di paha kanan serta sarung golok bekas cakar Harimau.
Dievakuasi Tim Satgas Harimau
Setelah sampai pondok, Martam kemudian menelpon memberitahukan kondisinya ke Indarwan, Kades Penindaian, Kecamatan SDL dan pihak keluarga di Desa Kota Agung, Kecamatan SDT.
Setelah menerima informasi tersebut, langsung dilaporkan ke warga Desa dan tim Satgas Harimau.
Kemudian pada pukul 21.00, Tim Satgas mendapat informasi dari kepala desa dan segera siaga menuju ke lokasi.
Didapat informasi malam itu korban sudah aman di dalam pondoknya beserta warga lainnya berjumlah lima orang.
Keesokan harinya, Jumat (10/1), tim Satgas Harimau bersama warga desa dan keluarga berkoordinasi dan memutuskan untuk melakukan evakuasi.
Sebab jika evakuasi malam selain gelap dan licin karena jalan setapak, juga cukup jauh karena menempuh waktu sekitar dua jam ke lokasi pondok.
Dan sekitar pukul 9.30, Tim Satgas tiba dilokasi dan langsung mengecek kondisi korban dalam keadaan aman.
Selanjutnya dari pihak BKSDA melakukan pengecekan jejak tapak Harimau yang masih ada untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
Korban dievakuasi dari lokasi bersama tim Satgas ke Desa Kota Agung tiba sekitar pukul 12.00 dan tiba dirumahnya sekitar pukul 14.00 dengan selamat.
Ketika dikonfirmasi ke Kades Muara Tenang Harmudin, membenarkan adanya kejadian tersebut, dan kebetulan korban sempat menelponnya minta tolong dijemput dipondoknya.
Saat ini, korban telah aman bersama keluarganya dan hanya luka sedikit di paha bekas cakar Harimau.
Dan kebetulan korban bisa beladiri Kuntaw (Silat) mungkin itu yang membuatnya bisa selamat.
"Korban itu warga Kota Agung, tapi saya tau. Waktu evakuasi Kades Kota Agung.