Sempat Terlantar di Malaysia, Sugianto Kini Bisa Berkumpul Lagi dengan Keluarga di Muara Enim

Gubernur Sumsel Herman Deru melalui Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi (Disnaker) Sumsel bekerja cepat menangani Sugianto.

Editor: Wawan Perdana
Humas Pemprov Sumsel
Gubernur Sumsel Herman Deru melalui Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi (Disnaker) Sumsel bekerja cepat menangani Sugianto. Sugianto adalah pekerja asal Desa Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim yang dikabarkan terlantar di Malaysia. 

Kemudian Sugiarto dibawa ke Rumah Sakit di Kuala Lumpur, untuk mendapatkan perawatan.

Setelah mendapatkan perawatan selama sebulan lebih, keadaannya sekarang sudah berangsur pulih.

Sementara Kepala Disnakertrans Sumsel, Koimudin mengatakan kejadian yang menimpa Sugianto pertama kali diketahui dari akun media sosial di kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia.

Ia ditemukan warga Kuala Lumpur saat hendak melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari Fly Over di salah satu ruas jalan di kota tersebut.

Warga yang mengetahui aksinya itu langsung mengamankan dirinya. Dari situ, Sugianto diketahui sebagai pekerja migran asal Indonesia yang masuk dari jalur ilegal.

"Nah, PMI yang bekerja disana lantas menyebarkan informasi tersebut. Hingga diketahui Sugianto merupakan pekerja yang berasal dari Sumsel. Tepatnya beralamat di Desa Mekar Jaya Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim," kata Koimudin saat dibincangi di Ernaldi Bahar.

Koimudin menuturkan setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak di Malaysia untuk memulangkannya ke Palembang.

Jalinan komunikasi tersebut membuahkan hasil. Sehingga, Sugianto bisa pulang ke Palembang dengan selamat.

"Sesampainya di Palembang, kami jemput dia dari bandara dan membawanya ke RS Ernaldi Bahar untuk diberikan assessment serta pengobatan," ujarnya.

Koimudin mengatakan Sugianto merupakan korban human trafficking yang diimingi gaji besar untuk bekerja di Malaysia.

Ia masuk dari jalur Batam dan bekerja di salah satu perusahaan perkebunan karet di Kelantan.

Sugianto bekerja sebagai buruh penyadap karet dengan upah sekitar 400 Ringgit atau jika dirupiahkan hanya sekitar Rp 1,2 juta.

"Dia diajak oleh rekannya bekerja di Malaysia. Dengan iming-iming bergaji besar. Tetapi sampai disana, gajinya malah dibawah standar dan bekerja cukup berat. Dia pun stress dan kabur mess perkebunan ke Kuala Lumpur," ucapnya.

Atas kejadian tersebut, Koimudin mengimbau kepada masyarakat yang berminat untuk bekerja di luar negeri agar bisa berangkat melalui jalur yang benar.

Melalui badan penyalur tenaga kerja yang resmi dan terdaftar. Sehingga, kesejahteraan dan keselamatannya bisa terjamin.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved