Teror Harimau

Warga Semakin Takut ke Kebun, Bupati Muaraenim Minta Tangkap Harimau Hidup atau Mati

Satu minggu ini sudah dua warga tewas diduga diterkam harimau. Dalam kuran waktu dua bulan, sudah lima orang tewas diduga diterkam harimau

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Ehdi Amin
Warga Pajar Bulan, Mulak Ulu, Lahat, saat bersama sama mencari potongan tubuh Suhadi, yang tewas diduga akibat serangan harimau. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Satu minggu ini sudah dua warga tewas diduga diterkam harimau.

Asfani alias Aswadi, warga Lahat ditemukan tewas diterkam harimau, Minggu (22/12/2019).

Sedangkan terbaru, Sulis, warga Muara Enim yang diterkam harimau saat sedang mandi, Jumat (27/12/2019).

Dalam kuran waktu dua bulan, sudah lima orang tewas diduga diterkam harimau.

Kini warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, tidak berani menggarap lahan pertanian.

Warga khawatir harimau tiba tiba menyerang.

"Warga di Kecamatan Mulak Ulu, khususnya Desa Pajar Bulan saat ini sudah sangat ketakutan. Jangankan untuk ke kebun kopi yang ada di perbukitan untuk ke kebun kopi dan ke sawah yang tak jauh dari desa saja sudah takut."

"Apalagi, setelah ada kejadian di desa kami kembali ada kejadian di Muara Enim yang secara kawasan tak jauh dari Mulak Ulu, "keluh Jevi Pandrio, warga Desa Pajar Bulan Mulak Ulu, Lahat, saat dibincangi, Minggu (29/12/2019).

Jevi yang mengaku juga tak berani lagi untuk pergi ke kebun mengatakan kini warga kebingungan dengan adanya teror harimau ini.

Pasalnya, selain tak bisa mengharap lahan pertanian juga warga terancam hilang mata pencaharian terlebih selama ini mayoritas warga hanya mengandalkan lahan pertanian untuk bertahan hidup.

Dirinya sendiri meminta pemerintah bisa memberikan solusi atas keadaan ini dan segera bisa menjamin keamanan petani dari ancaman harimau.

"Warga bingung hendak berbuat apa. Sudah sepekan terakhir ini warga hanya berdiam diri di desa sementara tidak ada yang bisa dikerjakan. Disisi lain, kebutuhan dalam rumah tangga harus terus dipenuhi,"ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Habir, warga desa Kota Agung, Lahat.
Menurutnya, saat ini perani yang biasanya bermalam di kebun kini sudah pulang semua ke desa.

Tak hanya kebun kopi tang terancam tak terawat tanaman sayur mayur juga terpaksa ditinggalkan.

"Warga diimbau untuk tidak ke kebun dulu tapi warga belum melihat ada perkembangan dari upaya pihak terkait dalam mengatasi teror harimau. Jika keadaan ini terus terjadi yakinlah perekonomian para petani akan tambah terjepit, "ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved