Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam
Meski Pakai Alat Canggih, Polisi Masih Kesulitan Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Sriwijaya
Ditlantas Polda Sumsel sudah mendatangi lokasi kecelakaan bus Sriwijaya di tikungan Lematang indah Pagaralam.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ditlantas Polda Sumsel sudah mendatangi lokasi kecelakaan bus Sriwijaya di tikungan Lematang indah Pagaralam.
Dengan menggunakan alat Traffic Accident Analisys, tim berupaya mengungkap secara pasti penyebab kecelakaan bus Sriwijaya. Ternyata dengan menggunakan alat secanggih Traffic Accident Analisys, juga tidak dapat mengetahui penyebab kecelakaan bus Sriwijaya.
"Susah untuk dianalisis meski menggunakan alat TAA, karena titik pertama kecelakaan dan lokasi jatuhnya bus membutuhkan waktu yang lama. Karena, dari titik awal ke lokasi jatuhnya bus Sriwijaya membutuhkan waktu 20 menit. Sedangkan, durasi dari TAA hanya 5 menit," ujar Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, Kamis (26/12/2019).
Lanjut Supriadi, kendala untuk memastikan penyebab kecelakaan bus Sriwijaya karena badan bus yang berada di dalam jurang. Bus tidak bisa diangkat atau dibawa ke titik awal tempat jatuhnya bus.
Nantinya, dimungkinkan untuk dapat mengetahui penyebab pasti kecelakaan bus Sriwijaya dengan cara memotong-motong badan bus dan diletakan ke titik awal kecelakaan lalu dijatuhkan ke jurang tepat lokasi bus jatuh.
"Susah untuk menganalisanya, padahal alat sudah terbilang canggih. Kendalanya itu tadi, karena rentang waktu dari titik awal kecelakaan ke jurang harus di tempuh 20 menit. Terlebih menuju ke lokasi tidak bisa menggunakan kendaraan, harus berjalan kaki," jelasnya.
Bus yang menabrak pagar pembatas, terjun ke dalam jurang dengan bagian depan terlebih dahulu menghamtam jurang. Sehingga, penumpang yang tewas merupakan duduk dibagian depan bus. Sedangkan, penumpang yang duduk di belakang termasuk kernet bisa selamat.
"Sopir bus yakni Ferry yang tewas. Kernetnya selamat, karena dia berada dibagian belakang. Itu analisanya sementara," kata Supriadi.
• Jenazah Sari Lama Dikenali karena Sidik Jari Sempat Tidak Teridenfikasi dan Tanpa KTP
Jurang
Bus Sriwijaya Exspres yang sarat penumpang terjun ke jurang Likuan Lematang Pagaralam, Selasa (24/12) dini hari.
Tragedi itu mengakibatkan 26 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Ini adalah kecelakaan terburuk yang pernah terjadi di Pagaralam selama 5 tahun terakhir.
Jurang Likuan Lematang itu berada di antara akses jalan raya Pagaralam-Lahat.
Jalan Pagaralam-Lahat memang terkenal dengan jalan yang menanjak dan berliku, seperti daerah pegunungan.
Likuan Lematang adalah satu dari dua Likuan ekstrem yang ada di sana. Satu likuan lainnya yakni Likuan Endikat.