Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam
Seluruh Korban Tewas Dalam Kecelakaan Bus Sriwijaya Akibat Terkurung Dalam Mobil
Berdasarkan pemeriksaan tim forensik, seluruh korban yang tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya akibat terkurung dalam badan mobil
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM-Update korban meninggal Bus Sriwijaya menjadi 34 orang.
Bus Sriwijaya rute Bengkulu Palembang mengalami kecelakaan di Liku Lematang Pagaralam, Senin (23/12/2019) tengah malam.
Berdasarkan pemeriksaan tim forensik, seluruh korban yang tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya akibat terkurung dalam badan mobil.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid dokes) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol dr Syamsul Bahar.
Syamsul menerangkan, dari pemeriksaan seluruh jenazah, semuanya mengalami trauma akibat terjatuh dari jurang.
Selain itu, para korban juga banyak meminum air sungai karena terjebak dalam mobil.
"Mereka terminum air akibat terkurung dalam mobil. Sebagian besar korban meninggal karena mengalami trauma setelah terjtuh ke jurang," kata Syamsul, Rabu (25/12/2019).
Sejauh ini, sudah 25 jenazah para korban yang meninggal diserahkan kepada oleh pihak keluarga setelah berhasil teridentifikasi.
Sementara untuk jenazah para korban yang lain, tim DVI masih melakukan proses identifikasi.
"Kita juga mendapatkan laporan tujuh laporan dari warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya. Tujuh orang itu semuanya berjenis kelamin perempuan," ujar Syamsul.
Posko Antemortem akan terus dibuka petugas DVI selama proses evakuasi berlangsung.
Warga diimbau segera melapor ke petugas jika merasa ada keluarganya yang ikut dalam rombongan bus Sriwijaya.
"Korban selamat di rawat RSUD Besemah Sebanyak 13 Orang.Semalam sudah dijemput oleh keluarganya sebanyak dua orang, yang masih dirumah sakit sebanyak 11 orang," kata Syamsul.

Jalur Berbahaya
Jalur Lematang Pagaralam selalu menjadi perhatian polisi, apalagi di musim liburan.
Jalur ini berbahaya dan rawan kecelakaan.
Kejadian terbaru dialami Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu-Palembang yang terjun ke jurang, Senin (23/12/2019) jelang tengah malam.
Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara, Rabu (25/12/2019) mengatakan, jalur kawasan Lematang selama ini menjadi perhatian khusus karena dinilai sebagai tempat yang rawan kecelakaan.
Menurut Dolly, kawasan Lematang memiliki jalan yang berkelok ke atas perbukitan.
Baik turunan maupun tanjakan sama-sama curam, sehingga memerlukan kendaraan yang mumpuni.
"Kontruksi tikungan juga setengah lingkaran, kalau tidak memiliki kendaraan yang mumpuni sangat bahaya. Didekat situ (lokasi kecelakaan) juga ada (tanjakan) Endikat, sama dengan liku Lematang (berkelok)," kata Dolly.
Di Lematang, ujar Dolly, kerap sering terjadi kecelakaan kecil, seperti terserempet dan lain sebagainya.
Namun, untuk bus masuk jurang, berdaasarkan data mereka, juga pernah terjadi pada tahun 1993.
"Namun, untuk kejadian terbesar (kecelakaan) di Liku Lematang adalah kejadian kemarin malam ( bus Sriwijaya)," ujarnya.
Pihak kepolisian, menurut dia, selama ini memang memberikan perhatian ekstra untuk kawasan Liku Lematang, misalnya dengan pemasangan rambu peringatan dan penerangan jalan.
Bahkan tanggul di samping jurang juga telah dibangun pemerintah setempat.
"Ketinggian pastinya (jurang Lematang) kami belum tahu. Dari penuturan warga sekitar 100-150 meter. Tapi di lokasi kejadian tingginya sekitar 150 meter, plus kedalaman sungai Lematang," jelasnya.