Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam
Fakta-Fakta, Rentetan Kejadian dan Firasat Buruk Sebelum Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam
Sampai Rabu (25/12) pukul 12.00, terdata 31 orang meninggal dunia, 13 orang selamat dan 10 orang masih belum ditemukan.
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Sampai Rabu (25/12) pukul 12.00, terdata 31 orang meninggal dunia, 13 orang selamat dan 10 orang masih belum ditemukan.
Tragedi Bus Sriwijaya masuk jurang di Liku Lematang adalah kecelakaan terburuk sepanjang 10 tahun terakhir di Sumatera Selatan.
Korban mulai dari anak-anak sampai orang tua. Bus yang berangkat dari Bengkulu tujuan Palembang ini terjun ke jurang terjal sedalam 80 meter dengan dasar Sungai Lematang yang bearus deras.
Sempat Tabrakan dan Masuk Got
Sebelum tragedi terjadi, bus sempat mengalami beberapa insiden di perjalanan.
Nur Hasanah, penumpang yang selamat menuturkan, bus itu sempat ditabrak sopir travel yang mengendari mini bus.
Sempat bersitegang, sopir Bus Sriwijaya dan travel akhirnya berdamai. Kejadian itu berlangsung di sekitar wilayah Pendopo.
Tak berhenti di situ. Insiden kembali terjadi.
"Di ujung Pendopo (Kabupaten Empat Lawang), bus kami masuk siring (selokan) dan hampir terbalik. Kami turun semua," katanya saat ditemui RSUD Besemah Pagaralam kemarin.

Nur Hasanah melanjutkan, saat itu bus ditolong dengan ditarik agar keluar dari got tersebut.
Bus kembali melanjutkan perjalanan sampai petaka itu terjadi.
"Dia ngebut dan tiba-tiba nabrak kencang. Tahu-tahu kami sudah sudah ada di dalam air," ungkapnya yang terus melihat plafon RSUD.
Sebelumnya dugaan semetara dari kepolisian, bus mengalami rem blong.
Belum diketahui pasti apakah rem blong alias rusak tersebut ada hubungannya dengan kejadian sebelumnya saat busa masuk got dan merusak jaringan rem bus Sriwijaya.
Firasat Orangtua Sopir
Sebelum tewas dalam kecelakaan maut, rupanya Ferri Afrizal (35) yang merupakan sopir Bus Sriwijaya sempat menunjukkan gelagat yang tak biasa.
Gelagat itu menjadi firasat buruk yang dirasa oleh pihak keluarga semenjak Ferri pamit untuk bekerja, Minggu (22/12/2019).
Ayah kandung Ferri, Jalaluddin (55) menuturkan, istrinya adalah orang paling kuat merasakan keanehan sikap yang ditunjukkan anak kedua mereka tersebut.
"Waktu pamit kerja hari minggu lalu, sampai empat kali dia izin sama ibunya. Itu yang agak aneh karena biasanya cukup satu kali saja," ujarnya saat ditemui di rumah duka di Jalan Sematang Borang Sako RT 007 RW 010 Perumahan Yasera Damai Kelurahan Sako Borang Palembang, Rabu (25/12/2019).

Seperti diketahui bus yang dikendarai Ferri, mengalami kecelakaan maut di Likung Lematang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019) dini hari.
Berdasarkan data terakhir yang berhasil dihimpun, jumlah korban tewas berjumlah 28 orang termasuk Ferri yang merupakan sopir dari bus nahas tersebut.
1 orang terakhir teridentifikasi merupakan anak berusia 5 tahun warga Palembang bernama Raisa.
"Iya, anak saya sopir dari bus itu," ujar Jalaluddin dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
Jalaluddin lantas teringat dengan cerita istrinya ketika Ferri terakhir pamit bekerja mengemudikan bus ke Bengkulu.
Selain keanehan karena pamit sampai empat kali, ada kata-kata terakhir Ferri yang benar-benar membuat batin sang ibu bergetar.
"Dia bilang, Mak pamit ya. Mungkin aku tidak pulang. Tapi saat itu ibunya berpikir kata-kata itu berarti pulangnya mungkin agak lama. Ya, tapi tetap saja perasaan cemas itu ada," ucapnya.
Tak hanya ibu Ferri saja yang merasakan firasat tak enak, sebagai seorang ayah, Jalaluddin juga turut merasakan perasaan serupa terhadap anaknya itu.
"Sejak Senin malam saya tidak bisa tidur. Pikiran dan hati saya tidak tenang,"ucapnya.
Rupanya firasat itu terbukti benar adanya. Jalaluddin yang sepanjang malam terus gelisah, langsung tertegun ketika mendapat kabar bahwa Ferri tewas dalam kecelakaan maut saat bekerja.
"Saya dapat telepon sekitar jam 03.00 pagi. Rupanya ini jawaban dari rasa gelisah itu. Anak saya meninggal dalam kecelakaan itu,"kata pria paruh baya tersebut.
Update terakhir korban tewas berjumlah 31 orang.
1. Rizki saputra, Laki-laki, Pergito Muaraenim
2. Sonia, (P) 17 tahun, Pergito Muaraenim
3. Kelvin Andeka (L) Dusun Kepayang Bengkulu
4. Okti Karusniati (P) 35 th, Jl Kuala Lempung Ratu Agung Bengkulu
5. Fadhil (L) 10 th, Dusun Marya Mula Pondok Kuba Bengkulu Tengah
6. Rahmat Hidayat (L) Ds Air Kelinsar Empat Lawang
7. Farel (L) Desa Kepayang
8. Feryi Aprizal (L) 34 th, Perumahan Yasera Damai sako Kenten Palembang
9. Blm diketahui identisas
10. Nanik (P) Ulu Musi Empat lawang
11. Ulul (P) Banyuasin
12. Yasiroh (P) Ponpes Bengkulu
13. Ayu Intan Sekarwati (P) 9 th Ramanjaya Muko-muko Bengkulu
14. Melia Sapira (P) Palembang, Ponpes Bengkulu
15. Efran Fadilah Akbar (L), Kepayang, Bengkulu
16. M Akbar Prabowo (L) 13 th, Prajen Bayuasin
17. Metriani Andeka (P) 43 th Dusun Kepayang Bengkulu
18. Ali Jaya (L) Gandaria Bengkulu
19. Ilyas( L ) Demang Lebar Daun Palembang
20. Jimmi Yuda Sanjaya (L) 23 th, Empat Lawang
21. Identitas blm diketahui
22. Warsono ( L) Kec maryana, Banyuasin
23. Imron (L) Engano Bengkulu.
24. Rosita 50 th (P) Jl Sriwijaya Sidorejo Pasar Muaraenim
25. Feri 48 th, Laki-laki, Belakang Pondok kec Ratu Samban Bengkulu
26. Dwi Sunarto 56 th ( L ), Ds Bukit Kec. Semidang Bengkulu Tengah.
27. Raihan Gani (L) umur 5 th, ank dari No 10 (Nanik) alamat ulu musi
28. Raisa (P) 5 th, Palembang
29. Baru Ditemukan, belum teridentifikasi
30. Baru Ditemukan, belum teridentifikasi
31. Baru Ditemukan, belum teridentifikasi
Data Korban
Meninggal Dunia = 31
Belum Teridentifikasi = 4
Korban selamat: 13
Belum ditemukan: Diduga 10