Evakuasi Warga Tulung Selapan

Sejarah Warga Tulung Selapan OKI Berduyun-duyun Merantau ke Bangka, Ramai Sejak Tahun 90-an

Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berada di timur Sumatera berbatasan langsung dengan Provinsi Bangka Belitung.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Wawan Perdana
Kompas.com
Detik=detik evakuasi 140 warga Tulung Selapan Sumsel di Bangka Pasca Rusuh, Diminta Tinggalkan Kontrakan, Minggu (22/12/2019). 

TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG-Letak geografis yang jauh dari Palembang serta akses transportasi jalur darat belum memadai membuat warga Kecamatan Tulung Selapan memilih merantau ke wilayah lain.

Jika melihat peta, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berada di timur Sumatera berbatasan langsung dengan Provinsi Bangka Belitung.

Akses ke Provinsi Bangka ini pun lebih mudah dibandingkan harus ke Palembang.

Warga biasa menuju ke Bangka memakai perahu (Speedboat) yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam.

Peta Tulung Selapan : 

Sejak dulu memang banyak masyarakat Kabupaten OKI seperti warga Kecamatan Air Sugihan dan Tulung Selapan yang merantau ke Bangka untuk bekerja sebagai penambang timah.

Namun baru sekitar 30 tahun belakangan banyak warga dari 22 Desa di Kecamatan Tulung Selapan yang mencoba mencari nafkah di Provinsi Bangka.

"Baru sekitar tahun 1990 masyarakat banyak yang mencari pekerjaan di Bangka, karena kayu yang dahulu menjadi mata pencaharian utama warga disini sudah tidak ada lagi atau sulit di dapatkan," ucap Jauhari mantan camat Tulung Selapan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (22/12/2019) sore.

Hal tersebut diperparah dengan anjloknya harga jual getah karet di Provinsi Sumsel dalam beberapa tahun belakangan.

"Karena di sini kebanyakan warga penghasilannya memahat pohon karet, dan harga karet anjlok maka banyak masyarakat memilih merantau ke Bangka," jelasnya.

Evakuasi 140 Warga Tulung Selapan Sumsel di Bangka Pasca Rusuh, Kaget Diminta Tinggalkan Kontrakan

Dilanjutkan Jauhari, rata-rata masyarakat yang merantau ke Provinsi Bangka tidak lama dan sering pulang ke OKI, karena menambang timah di sana tidak setiap saat.

"Kebanyakan di sana tidak menetap karena KTP dan KK juga masih tertuliskan wilayah OKI, kebanyakan kalau tempat mencari timah disana sudah habis, warga memilih pulang lagi ke OKI karena waktu tempuh yang tidak jauh juga," ungkapnya.

Jauhari menuturkan, masyarakat yang merantau ke Bangka tidak hanya bekerja sebagai pencari timah namun terdapat juga beberapa yang bekerja sebagai petani karet.

"Karena saudara saya banyak juga yang merantau di Bangka jadi disana mata pencahariannya kalau tidak di timah ya bekerja di ladang karet, setau saya di sana harga jual karet lebih mahal," pungkasnya.

Aparat TNI dan Polri Berjaga di Desa Batu Belubang, Warga Selapan Diminta Hengkang Pasca Penusukan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved