Jepang Usung Teknologi 5.0, Mindset Anak Muda di Sumsel Harus Berubah

Maka dari itu menurutnya, setiap orang harus meninggalkan rasa malu dalam menjemput impian dengan meninggalkan sikap yang tidak berguna

Penulis: Linda Trisnawati |
Tribunsumsel.com/Linda
Syafii Efendi Trainer dan Motivator Muda di Indonesia pada kegiatan Seminar Nasional Character Building dengan tema Winning Mentality for Industrial Revolution 4.0, Sabtu (21/12/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Omong kosong kesuksesan datang dengan sendirinya tanpa dijemput dan diraih dengan keberanian.

Hal itu diungkapkan Syafii Efendi Trainer dan Motivator Muda di Indonesia pada kegiatan Seminar Nasional Character Building dengan tema Winning Mentality for Industrial Revolution 4.0, Sabtu (21/12/2019).

Menurutnya kunci utama menuju sukses yakni keberanian

Maka dari itu menurutnya, setiap orang harus meninggalkan rasa malu dalam menjemput impian dengan meninggalkan sikap yang tidak berguna.

Sebab orang yang masih berencana akan kalah dengan orang yang bertindak.

"Untuk itu tanamkan tiga hal ini yaitu paksa, bisa dan akan terbiasa. Saya anak muda yang benci kemiskinan, benci yang namanya pacaran," katanya.

Anak muda harus dapat berfikir secara logis dengan melihat kondisi dunia yang ada saat ini, sebagai implikasi perubahan teknologi yang semakin canggih.

Saatnya bergerak cepat, lihat saja perubahan zaman yang ada seperti dengan adanya CCTV maka tenaga satpam tergantikan.

"Jadi saiangan anda itu bukan saya melainkan kemajuan teknologi. Maka dari itu yang perlu dibangun itu mindset," kata Syafii Efendi.

Motivator lainnya Selta Densi menambahkan, Indonesia sudah memasuki era teknologi 4.0 maka persaingan akan semakin ketat.

Mengingat persaingan tidak lagi hanya sebatas antara anak muda Indonesia saja.

Tetapi dengan orang asing yang membawa skill dan teknologi atau robot.

"Kalau di Jepang sudah mengusung teknologi 5.0, ternyata kita masih 4.0, disinilah kami ingin membangun mindset anak-anak muda di Sumsel," katanya.

Menurutnya, jangan melulu selalu berfokus pada ijazah, tetapi lebih kepada karakter. Yakni, bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan atau kewirausahaan.

"Tantangan untuk menghapai persaingan dengan robot ini solusinya jelas lewat dunia kewirausahaan. Salah satu caranya dengan membangun mindset dan melatih skill komunikasi. Agar ketika memasuki dunia pekerjaan dan melihat langsung lapangan pekerjaan, mereka sudah mempunyai mental yang cukup," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved