Teror Harimau
Walhi Sumsel Duga Aktivitas Perusahaan Besar di Kawasan Bukit Barisan Picu Serangan Harimau
Walhi Sumsel menduga serangan harimau terhadap manusia yang terjadi di Lahat dan Pagaralam karena rusaknya habitat.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Walhi Sumsel menduga serangan harimau terhadap manusia yang terjadi di Lahat dan Pagaralam karena rusaknya habitat.
Hairul Sobri selaku Direktur Eksekutif Walhi Sumsel mengatakan konflik yang terjadi antara manusia dan harimau ini tidak terlepas dari kondisi alam yang rusak akibat perusahaan-perusahaan besar yang ada di sekitar kawasan Bukit Barisan.
"Banyak perusahaan besar di sekitar Bukit Barisan, ada tambang ada geothermal, perkebunan dan lainnya, seperti di Bengkulu, Lahat, Muaraenim, Pagar Alam, termasuk Oku Selatan dan Lampung masih merupakan satu kesatuan (landscape) dari Bukit Barisan," sebut Hairul.
Keberadaan perusahaan ini mengubah tatanan hidup hewan yang berada di kawasan hutan lindung tersebut.
Menurutnya, hadirnya perusahaan ini tidak hanya merusak hutan yang ada, tetapi juga merusak tatanan hidup hewan yang hidup wilayah tersebut.
Dampaknya menurut Hairul secara tidak langsung akan mencemari udara yang ada, air dan hewan kecil yang menjadi makanan binatang buas.
Sehingga menurut Hairul semakin lama, makanan hewan buas akan semakin berkurang, sehingga Harimau ini akan mencari dimana tempat makanan di wilayah lain.
"Pemerintah dalam Hal ini juga tidak bisa lepas tangan begitu saja, mengingat berdirinya perusahaan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah dalam memberikan izin," tukasnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, adanya sejumlah hewan buas Harimau Sumatera yang berkeliaran dan menyerang warga di Kabupaten Lahat, dan kota Pagar Alam dipastikan akan dilakukan upaya tindakan segera.
"Soal serangan Harimau, beberapa hari lalu, saya bertemu kementerian kehutanan dan Lingkungan Hidup, termasuk saya juga berkomunikasi dengan wako Pagar Alam. Yang jelas, kami tidak tinggal diam," kata Herman Deru disela- sela rapat Paripurna DPRD Sumsel, Jumat (13/14/2019).
Menurut Herman Deru, ia mendapat laporan jika ada sekitar 7 harimau sumatera yang saat ini berkeliaran, dan diduga karena habitatnya terganggu oleh oknum yanf tak bertanggung jawab.
"Saya mendengar jawaban menteri, jika harimau itu tidak keluar dalam habitatnya sendiri, tetapi ada saja oknum warga yang berkebun dihabitat itu sehingga mereka terusik. Memang diskusi itu panjang dan tidak bisa saja saya terima begitu saja," capnya.
Selain adanya gangguan dari oknum warga, keluarnya hewan buas dan menyerang warga di wilayah Sumsel itu, teenyata juga terjasi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.
"Alasan kedua, fenomena (hewan buas serang warga dan ke pemukiman) juga terjadi di Bogor berupa ular cobra, termasuk di Riau ada harimau. Ini seperti ada getaran panas bumi," tukasnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Sumsel dari fraksi Gerindra Budiarto Marsul meminta Gubernur Sumsel melakukan tindakan nyata, terkait ancaman Harimau yang sudah menyerang warga di beberapa daerah di Sumsel khususnya kawasan Gunung Dempo. Apalagi sudah beberapa orang menjadi korban dari serangan buas hewan tersebut.
"Ketakutan diterkam harimau di Pagar Alam dan Lahat. Karena ini sudah menyangkut kabupaten/ kota, maka provinsi Sumsel harus bertindak termasuk TNI dan Polri. Kondisi ini sudah mendesak, maka perlu tindakan dari Pemprov Sumsel," pungkasnya.
Rentetan Kemunculan dan Serangan Harimau
16/11. Seorang wisatawan Sekayu, Irfan diserang harimau saat berkemah di Tugu Rimau, Kota Pagaralam
16/11. Pemetik Teh di kaki Gunung Dempo melihat harimau sumatera melintas areal kebun teh di dekat Base Camp Pendakian Kampung IV, Kota Pagar Alam
17/11. Petani, Kuswanto (48) Warga Desa Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat tewas usai di terkam oleh harimau Sumatera saat berada di Kebunnya.
2/12 . Petani Kopi Marta (24) warga Dusun Tebat Benawa diserang harimau saat berada dikebunnya. Marta mengalami luka cakar di pinggang, bokong dan kaki kanan. Lokasi serangan Harimau terhadap Marta berada tak jauh dari lokasi Yudiansyah.
2/12. Yudiansyah (41) tewas usai diserang harimau di kawasan Hutan Lindung dekat Hutan Adat Tebat Benawa, kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam. Akibat serangan harimau sebagian besar tubuhnya tak ditemukan karena telah dimakan harimau.
7/12. Enam orang Petani, Nupis (42) , Diliadi (50) , Pingki (21), Jumadi (45) , Neus ( 42) , Jimi (40) tak berani pulang usai melihat harimau sumatera di kebun yang tengah digarap di Desa Meringang Demp Selatan Pagar Alam.
8/12. Ari Sandi (20) warga Desa Kerinjing Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar alam melihat harimau di kebun miliknya.
13/12. Mustadi bin Maspur, (52) warga Desa Pajar Bulan Kecamatan Semendo Darat, Kabupaten Muara Enim tewas diterkam harimau di kawasan Pedamaran Desa Tunggul Bute, Kota Agung Kecamatan Kota agung, Lahat..
Serangan Terbaru
Mustadi (52) petani kopi warga Desa Pajar Bulan Kecamatan Semendo Darat Ulu Muaraenim .
Menurut informasi yang berhasil Tribunsumsel.com himpun di lapangan, peristiwa yang berujung maut tersebut terjadi, Jumat, (13/12/2019) sekitar pukul 04.00 Wib di kebun Kopi Ataran Padamaran Kecamatan Kota Agung Lahat yang berbatasan langsung dengan Desa Rekimai Jaya kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muaraenim.
Menurut keterangan salah satu saksi mata yakni Irianto Bin Basri (32) warga Desa Rekimai Jaya Kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muaraenim, peristiwa tersebut bermula saat pada hari Kamis Tanggal 13 Desember 2019 sekitar pukul 17.30 Wib korban sedang memetik buah kopi di ataran Pademaran kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
Kemudian saksi yang sedang menggiling kopi di halaman pondok melihat satu ekor harimau menuju ke arah korban kemudian saksi langsung berteriak memberitahu korban.
• 6 Jam Pasca Diterkam Harimau, Polisi Temukan Jasad Mustadi Begitu Mengenaskan, Dadanya Bolong
Namun saat itu juga harimau tersebut langsung menerkam Mustadi.
Irianto saksi memberitahukan kejadian tersebut melalui via handphone ke masyarakat desa Rekimay Jaya Kecamatan SDT kabupaten Muaraenim dan menginfokannya ke Polsek Semendo.
Sekitar pukul 23.00 Wib, anggota polsek Semendo yang di pimpin oleh Kapolsek Semendo dan Kanit Bimas Polsek Semendo bersama sama dengan warga menuju ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban.
Saat dievakuasi jasad korban dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan kondisi mengalami luka sobek pada bagian leher, kaki kiri kanan korban,dan bagian dada korban sebelah kanan.
Lokasi Kejadian Desa
Jasad korbanpun kemudian dibawa ke puskesmas pajar bulan untuk dilakukan pemeriksaan intensif,kemudian jenazah korban langsung di bawa oleh pihak keluarga untuk di makamkan di Desa Pajar Bulan kecamatan SDU Kab Muara Enim.
Kapolres Muaraenim, AKBP Afner Juwono melalui Kapolsek Semendo, AKP Ferry membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Jasad Korban sudah dievakuasi dan saat ini sudah dibawa kerumah duka, di lokasi tersebut nulmang banyak warga Semendo yang berkebun, namun akibat kejadian ini sudah kita himbau agar masyarakat diharapkan untuk turun dulu dan meninggalkan kebun, untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang lagi," katanya.
Dijelaskannya kondisi saat ini, dengan adanya kejadian tersebut membuat warga takut untuk pergi kekebun.