Cerita Guru Honorer Bertahan Hidup dengan Gaji Kecil, Pagi Jadi Guru Malam Jadi 'Sundel Bolong'
Cerita Guru Honorer Bertahan Hidup dengan Gaji Kecil, Pagi Jadi Guru Malam Jadi 'Sundel Bolong'
TRIBUNSUMSEL.COM - Cerita Guru Honorer Bertahan Hidup dengan Gaji Kecil, Pagi Jadi Guru Malam Jadi 'Sundel Bolong'
Tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai hari guru nasional, tak terkecuali dirayakan oleh para guru honorer.
Meski berstatsu honorer, beban kerja yang diembannya terbilang lebih banyak.
Hal itu pun yang dirasakan oleh seorang guru asal Sumatera Utara.
Sudah 20 tahun menjadi guru honorer dengan gaji kecil atau seadanya tak menyurutkan niat pria ini terus mengajar.
• VIRAL dan Heboh Atap Rumah Roy Suryo Dipenuhi dengan Parabola, Begini Tanggapan Roy
• Eks MenTeri Kominfo yang Viral Usai Ucapkan Yang Gaji Kamu Siapa, Kini Jadi Direktur Utama PLN
Bahkan demi menutupi kekurangan ekonomi, malam harinya ia rela menjadi sundel bolong.
Menjadi seorang guru honorer bukanlah pekerjaan yang mudah karena kesejahteraannya tidak terjamin.
Begitupun, masih ada yang bertahan menjadi guru honorer. Salah satunya adalah Musri (46).
Meski sudah 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer, ia masih bergaji Rp 700 ribu per bulan.
Gaji yang sangat sedikit itupun diterima setiap tiga bulan sekali.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari banyak hal yang ia lakoni.
Salah satunya adalah dengan menjadi "hantu" sejak sepuluh tahun belakangan.
Ia berperan sebagai hantu penghibur dalam rombongan keyboard (organ tunggal) yang sering diundang pada pesta khitanan atau pernikahan di kampung-kampung.
Di Kabupaten Serdangbedagai, hiburan ini sering dikenal sebagai Keyboard Mak Lampir.
"Gaji cuma Rp 700 ribu per bulan, ya harus pintar-pintarlah cari tambahan. Job-nya itulah, jadi sundel bolong atau pocong.