Driver Gocar Dirampok
UPDATE Driver Gocar Dirampok Hingga Alami 23 Luka Tusuk, Ibu Korban Minta Pelaku Dihukum Mati
UPDATE Driver Gocar Dirampok Hingga Alami 23 Luka Tusuk, Ibu Korban Minta Pelaku Dihukum Mati
Penulis: Shinta Dwi Anggraini |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Holidin (63) dan Erniani (57) orang tua Nova Hadinata, driver taksi online di Palembang yang selamat dari upaya begal oleh dua orang penumpangnya, masih sedih.
Kesedihan dirasa karena mereka harus melihat anaknya terbaring lemah di rumah sakit setelah mendapat 23 luka tusuk akibat kejadian tak terduga itu.
Sedangkan emosi tak tertahankan sangat dirasakan karena terungkapnya niat pelaku yang diduga sedari awal telah berencana membunuh dan merampok korbannya.
• Pengakuan Lila Saat Bom Meledak di Polrestabes Medan, Tubuhnya Sampai Terhempas dari Kursi
• UPDATE Kasus Percobaan Perampokan Driver Gocar di Palembang, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lagi
"Anak saya ini masih beruntung, fisiknya termasuk kuat dan juga cepat dapat pertolongan warga. Telat sedikit saja, dia bisa dibunuh sama mereka," jelas Holidin membuka perbincangan.
"Siapa yang bisa terima keluarganya dibuat begitu, apalagi kejadian ini menimpa anak saya," ujarnya.
Sebelumnya dalam rilis di Mapolrestabes Palembang, Selasa (12/11/2019), Kasatreskrim Polrestabes Palembang, Kompol Yon Edi Winara mengatakan kedua tersangka telah merencanakan percobaan pembunuhan terhadap driver taksi online.
Untuk itu, Holidin berharap agar satu pelaku yang masih buron segera ditangkap.
Tak cukup sampai disitu, dia juga berharap agar pelaku mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya.
"Harus hukuman berat. Tindakan mereka itu kejam, tidak manusiawi. Cuma hukuman berat yang pantas untuk perbuatan para pelaku," tegas Holidin.
Hal senada juga diungkapkan Erniani, ibu kandung Nova Hadinata.
Perempuan paruh baya ini berharap agar para pelaku mendapat ganjaran sesuai dengan perbuatan mereka.
"Bagaimana mereka berbuat pada anak saya, begitu juga mereka harus dapat hukuman. Minimal hukuman seumur hidup atau bila perlu hukuman mati," tegasnya.
Erniani tampak begitu cekatan dalam merawat anaknya yang baru menjalani tindakan operasi.
Meskipun terlihat kuat, sebagai seorang ibu Erniani mengaku sedih saat melihat kondisi anaknya saat ini.
"Ibu mana yang sanggup lihat anaknya dirawat di rumah sakit. Apalagi karena jadi korban kejahatan orang lain. Tapi mau bagaimana lagi, saya harus kuat. Kalau saya nangis terus, siapa yang mau urus dia," ujarnya.
