Mahasiswi PGRI Palembang Hilang
BREAKING NEWS Tangis Gatot Mengetahui Mayat Mengapung di Sungai Musi Ternyata Inta Ferin
Pria asal jalur 14 Banyuasin Sumsel itu, mengatakan bahwa jenazah perempuan yang ditemukan mengapung di aliran sungai Musi, Jumat (1/11/2019) benar me
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Gatot Marzuki (42) ayah kandung Inta Ferin (22 tahun), tak kuasa menahan tangis dan langsung memeluk salah seorang kerabatnya saat keluar dari ruang instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara.
Pria asal jalur 14 Banyuasin Sumsel itu, mengatakan bahwa jenazah perempuan yang ditemukan mengapung di aliran sungai Musi, Jumat (1/11/2019) benar merupakan anaknya.
Kepastian identitas jenazah Inta, didapat setelah dilakukan serangkaian tes termasuk wawancara yang kemudian dicocokkan dengan pihak keluarga.
"Benar itu Inta," kata Gatot seraya menangis tersedu dan memeluk salah seorang anggota keluarganya.
Mendengar kabar tersebut, seketika suasana haru begitu kental terasa.
Kerabat, sahabat dan pihak kampus Universitas PGRI yang juga telah menunggu sejak pagi di instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara, tampak tak kuasa menahan kesedihan mereka.
Sebab, sosok yang dikenal ramah dan aktif bersosialisasi itu kini telah pergi untuk selama-lamanya.
"Nanti ya, saya belum tahu mau ngapain ini. Masih pusing," kata Gatot saat ditanya dimana jenazah Inta akan dimakamkan.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah Inta Ferin masih berada di rumah sakit Bhayangkara.
Tinggalkan Surat Wasiat
Sebelum dilaporkan menghilang, Inta Ferin memesan ojek online menuju Jembatan Musi 4 Palembang.
Mahasiswi Universitas PGRI Palembang ini juga meninggalkan surat wasiat di kontrakannya.
Inta Ferin yang merupakan mahasiswi aktif semester 5 jurusan FKIP PGSD di Universitas PGRI Palembang yang dikabarkan menghilang, Kamis (31/10/2019).
Inta Ferin merupakan warga asli Jalur 14, Desa Rejosari Rt 03 Rw 01, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).
Dalam menempuh pendidikannya, di Palembang ia tinggal mengontrak bersama satu orang kerabatnya.
Gatot Marzuki, Ayah dari Inta sudah mendatangi kampus tempat anaknya kuliah.
Kedatangan Gatot untuk menanyakan keberadaan putrinya.
Namun pihak kampus tidak mengetahui keberadaan Inta Ferin.
Hanya saja kemarin Rabu (30/10) masih aktif masuk kelas mengikuti pelajaran seperti biasanya.
Sedangkan hari ini, Kamis (31/10/2019) sudah tidak masuk kelas.
Sebelumnya, sang Ayah terlebih dahulu menghubungi putrinya melalui sambungan telepon.
Sambungan tersebut tidak ada respon atau tidak diangkat oleh Inta Ferin.
Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan, sang Ayah mendatangi kontrakan Inta Ferin.
Disanalah ia menemukan handpone dan dompet anaknya serta sepucuk surat wasiat.
Surat wasiat itu diletakan di dalam lemari.
Seorang mahasiswi Universitas PGRI Palembang bernama Inta Ferin, dikabarkan menghilang.
Seorang mahasiswi Universitas PGRI Palembang bernama Inta Ferin, dikabarkan menghilang. (Istimewa)
Pada layar HP korban didapati riwayat terakhir pemesanan ojek online, bertepatan dengan
"30 Oktober, pukul 02:48 PM dengan kode pemesanan: RB 2948312195 atas nama Driver M Taufan Ardiansyah, nomor polisi BG 2664 AAD titik lokasi penjemputan Kantin Diah menuju Jalan Jembatan Musi 4,"
Pada surat wasiat tertuliskan di kertas,
"Pae Inta tak lungo dongakna Inta terus ya....,"
"Pae Inta lungo ya...
Ben Inta tenang..
Duite ng lemari 10 jt
Pae jukud ng ATM kurangne
Pin: (******),"
"Dongakna Inta terus ya..."
Artinya kira-kira seperti ini :
Pak Inta mau pergi doakan Inta terus ya).
Pak Inta pergi ya
Biar Inta tenang
Duitnya di lemari 10 juta
Pak ambil di ATM kurangnya
Doakan Inta terus ya.
Indah teman satu kelas Inta mengatakan, ia pernah mendengar percakapan temannya itu yang sedang menelpon seseorang menggunakan bahasa Jawa.
Meskipun Indah kurang mengerti apa yang dibacarakan, ia dapat memperkirakan dan menyimpulkan isi percakapan.
"Dua minggu yang lalu aku pernah kekosannya, saat itu dia teleponan mungkin sama bapaknya, dia bicara pakai bahasa Jawa, dia bilang capek-capek (lelah) aku harus bagaimana, apa yang harus kulakukan, begitu katanya saat teleponan," terang Indah.
"Setelah dia selesai teleponan, kemudian aku tanya, Inta bicara apa tadi, lalu ia jawab gapapa ndah, aku capek aja. Capek kenapa kamu, capek aja hidup kayak gini terus," lanjut Indah saat mengingat waktu bersama Inta kala itu.